Jakarta, MINA – Anggota Komisi VII DPR RI Muchtar Tompo menyatakan, musibah Kapal Motor Lestari Maju di perairan Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, pada Selasa (3/7), harus menjadi perhatian serius pemerintah.
“Jika pemerintah serius menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, kasus ini harus jadi perhatian serius. Bahwa musibah itu, iya. Bahwa takdir itu ada, benar. Tapi kita harus melihat dari aspek lain juga, siapa tahu ada keteledoran manusia,” ujarnya dalam rilis yang diterima MINA, Rabu (4/7).
Politisi daerah pemilihan Sulawesi Selatan ini mempertanyakan kepemilikan dari KM Lestari Maju, apakah milik PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) atau milik pihak lain.
“Jika iya, seperti apa pemeliharaannya? Kapal bocor ini disebabkan oleh apa? Karena gelombang seperti ini sering terjadi di Kepulauan Selayar,” katanya.
Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online
Menurutnya, sangat penting diketahui data pengecekan kapal dari Biro Klarifikasi Indonesia (BKI). Kapal yang beroperasi itu, terang anggota dewan dari Fraksi Hanura tersebut, harus melakukan sejumlah pengecekan, antara lain pengecekan harian, harus ada survey tahunan, harus ada docking tahunan, docking 2,5 tahun, dan docking 5 tahunan.
“Kapal ini bocor dindingnya, berarti harus dicheck riwayat docking berkala 2,5 tahunan,” katanya.
Dalam pemeriksaan docking 2,5 tahunan, kapal itu diperiksa bagian dalam dan bagian bawahnya yang sangat spesifik dengan alat dan keahlian khusus untuk mengetahui apakah ada yang retak, apakah ada yang keropos, apakah dindingnya sudah tipis, apakah layak operasi dalam masa garansi atau tidak, ini ada dana perawatannya.
“Jika tak dilakukan, maka patut dipertanyakan dana rutin pemeliharaannya,” jelasnya.
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
Lebih lanjut ia menyatakan, jika tak ada riwayat docking 2,5 tahunan, ini dipastikan melanggar. Harus ada konsekuensi dan tanggungjawab.
“Saya minta riwayat hasil pemeriksaan kapal ini dari BKI, ini harus diusut, tak boleh dibiarkan agar kejadian serupa tidak terulang. Kapal ferry ini adalah fasilitas utama bagi masyarakat Kepulauan Selayar yang harus terjamin kenyamanan dan keamanannya. Itulah fungsi pemerintah,” tegasnya.
Muchtar menegaskan, harus ada yang bertanggungjawab dalam musibah ini. Baik dari ASDP maupun Diren Perhubungan Laut. Ia minta Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) segera turun untuk melakukan investigasi menyeluruh atas insiden ini.
“Saya meminta agar BMKG membangun stasiun lokal di Bira-Bulukumba atau Pammatata-Selayar untuk memantau dan mengamati perubahan/anomali cuaca yang sering terjadi tiba-tiba, di dua kabupaten ini cuacanya memang unik karena arus laut sangat keras dari Selat Makasar di bagian barat menuju Laut Banda di bagian timur yang luasnya seperti samudera,” paparnya.
Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda
Ia juga meminta pemerintah untuk mempercepat dua aspek, pertama, segera merancang pembangunan jembatan laut yang menghubungkan Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Kepulauan Selayar.
“Kedua, memperbaiki layanan transportasi laut. Kapal ferry harus baru dan berkualitas karena ini adalah transportasi utama masyarakat Kepulauan Selayar saat ini dalam membangun ekonominya,” katanya. (L/R06/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga