Washington, 20 Rabi’ul Awwal 1438/19 Januari 2017 (MINA) – Anggota parlemen Demokrat Amerika Serikat (AS) Tulsi Gabbard diam-diam telah melakukan perjalanan rahasia ke Suriah.
Hal itu terungkap pada Rabu (18/1), dua bulan setelah dia duduk bersama Donald Trump untuk memperingatkan keterlibatan AS lebih lanjut dalam konflik di negara yang dipimpin Bashar Al-Assad itu.
Anggota kongres asal Hawai itu telah sering mengkritik kebijakan Presiden Barack Obama terkait Suriah, bahkan menyerukan agar Presiden Assad diselamatkan dalam kekuasaannya, demikian The New Arab memberitakannya yang dikutip MINA.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
Berbicara kepada CNN pada November 2015, Gabbard menyerukan AS untuk menghentikan “perang ilegal, kontra-produktif yang bertujuan menggulingkan pemerintah Suriah Assad.”
“Saya tidak berpikir Assad harus disingkirkan,” kata Gabbard. “Jika Assad disingkirkan dan digulingkan, ISIS (Islamic State) Al-Qaeda, Al-Nusra, dan kelompok-kelompok ekstremis Islam ini akan berjalan lurus dan mengambil alih semua Suriah, mereka akan lebih kuat.”
Emily Latimer, juru bicara Gubbard, mengatakan pada Rabu bahwa anggota kongres wanita yang berperan utama dalam Tentara Garda Nasional itu, telah lama berkomitmen untuk perdamaian dan mengakhiri perang kontraproduktif dan intervensi AS di Suriah.
“Sebagai anggota dari Angkatan Bersenjata dan Komite Urusan Luar Negeri, dan sebagai komitmen individu untuk melakukan semua yang dia bisa untuk mempromosikan dan bekerja untuk perdamaian, ia merasa penting untuk bertemu dengan sejumlah individu dan kelompok, termasuk pemimpin agama, pekerja kemanusiaan, pengungsi dan para pemimpin pemerintah dan masyarakat (di Suriah),” kata Latimer dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Namun, Latimer tidak mengatakan apakah Gabbard bertemu dengan Assad.
Dalam pertemuan Novembernya dengan Trump, Gabbard memperingatkan tentang meningkatnya perang saudara di Suriah dengan pendirian zona larangan terbang untuk melindungi warga sipil dari pengeboman pemerintah Suriah dan Rusia.
Dia mengatakan bahwa dia meyakini, dengan menciptakan zona aman yang melarang pesawat militer terbang di atasnya, bisa membawa AS ke dalam konflik langsung dengan Rusia dan mengakibatkan perang nuklir.
Perjalanan Gabbard ini pertama kali dilaporkan oleh majalah Foreign Policy. (T/RI-1/R01)
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)