Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ANGGOTA PARLEMEN ISRAEL DUKUNG FREEDOM FLOTILLA III

Ali Farkhan Tsani - Selasa, 23 Juni 2015 - 11:42 WIB

Selasa, 23 Juni 2015 - 11:42 WIB

576 Views

bashel ghattas

Basel Ghattas, anggota Parlemen Israel (eltira)

Tel Aviv, 6 Ramadhan 1436/23 Juni 2015 (MINA) – Dr. Basel Ghattas (59), politisi Kristen anggota Parlemen Israel Knesset dari faksi Arab-Israel The Joint List menyatakan dukungan terhadap aksi pelayaran Freedom Flotilla III menembus blokade Gaza.

Surat Kabar Israel Haaretz pada Ahad (21/6) menyebutkan, Ghattas, telah menulis surat kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Moshe Ya’alon, meminta mereka untuk memungkinkan kapal berlabuh di wilayah Jalur Gaza, Palestina.

“Tidak ada alasan menghentikan pelayaran kapal pembawa bantuan untuk mencapai Gaza,” tulis Ghattas, aktivis partai Balad yang berkoalisi dengan faksi The Join List di Parlemen Israel Knesset tersebut.

Untuk itu, ia mendesak pemerintah Israel untuk menginstruksikan pasukan keamanan Israel agar menjauh dari armada dan membiarkan armada terus berlayar.

Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”

Selain itu, aktivis lingkungan Galilea Society tersebut juga menyatakan dirinya akan ikut bergabung berlayar di atas armada bantuan itu.

Basel Ghattas saat ini sedang berada di Yunani dan berencana bergabung dengan armada tiga kapal dalam beberapa hari mendatang.

“Menghadang kapal tiba di tempat tujuan melalui perairan internasional, akan melibatkan Israel dalam krisis internasional, dan ini menjadi tanggung jawab pemerintah Israel,” katanya, mengacu pada krisis diplomatik yang memanas antara Israel dan Turki akibat insiden penghadangan armada Freedom Flotilla I Mavi Marmara tahun 2010.

Berbicara pada situs berita Ynet Israel, Ghattas juga mengatakan tujuan armada itu adalah untuk mencoba menekan dunia internasional terhadap Israel agar mengubah kebijakannya.

Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza

“Jika situasi seperti ini terus berlanjut, kekerasan berikutnya tinggal menunggu waktu saja,” ujarnya.

Sementara itu, Channel 2 Israel melaporkan, Angkatan Laut Israel sudah menginstruksikan pasukannya untuk mencegah armada tersebut.

Wakil Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Hotovely mengecam aksi pelayaran armada Freedom Flotilla, yang ia sebut sebagai upaya untuk mengecam negara Yahudi.

“Bergabungnya anggota parlemen Arab-Israel dalam armada menunjukkan aktivitas memusuhi Israel di balik kekebalan diplomatik,” kata Hotovely dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Jihad Islam Kecam Otoritas Palestina yang Menangkap Para Pejuang di Tepi Barat

“Kementerian Luar Negeri akan bekerja siang dan malam untuk mencegah kedatangan armada di wilayah perairan Israel,” tambahnya.

marianne

Kapal Marianne dalam aksi pelayaran Freedom Flotilla III (Foto: Islamtimes)

Armada Freedom Flotilla III

Armada The Marianne dari Gothenburg, sebuah kapal pukat dari Swedia, adalah kapal pertama yang disebut Freedom Flotilla III berlayar sejak Rabu (13/5) dengan tujuan memberikan peralatan medis, peralatan panel sel surya dan bantuan lainnya, untuk digunakan di Gaza..

Perjalanan pelayaran dari Swedia melalui perairan Norwegia, Jerman, Perancis, Spanyol dan Portugal sebelum mencapai Messina, Italia, pekan lalu.

Baca Juga: Israel Larang Renovasi Masjid Al-Aqsa oleh Wakaf Islam

Aksi pelayaran Freedom Flotilla III tersebut itu diharapkan tiba di Yunani pekan ini, sebelum mencoba untuk menembus blokade dan mencapai perairan Gaza. Beberapa kapal lainnya direncanakan ikut bergabung menuju perairan Gaza.

Freedom Flotilla adalah gerakan solidaritas para aktivis dari seluruh dunia yang bekerja sama untuk membuka blokade di sepanjang Jalur Gaza.

Koalisi Freedom Flotilla atau The International Freedom Flotilla Coalition (FFC) dibentuk tahun 2010, dengan agenda mengkoordinasikan berbagai kampanye membuka blokade Jalur Gaza.

Koalisi menghendaki adanya kebebasan menghormati hak asasi setiap manusia, terlepas dari ras, jenis kelamin, suku, agama, etnis, kebangsaan, kewarganegaraan dan bahasa.

Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur

Tindakan koalisi terhadap aksi membuka blokade diatur oleh prinsip-prinsip perlawanan tanpa kekerasan, sebagai wujud solidaritas atas rakyat Palestina. (T/P4/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024  

Rekomendasi untuk Anda