Oleh: Illa Kartila – Redaktur Senior Miraj Islamic News Agency (MINA)
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB), Kamis 6 Oktober 2016 secara kompak mendukung mantan Perdana Menteri (PM) Portugal, Antonio Guterres untuk menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB yang baru menggantikan Ban Ki-moon.
Terdapat 10 kandidat yang bersaing memperebutkan kursi sekretaris jenderal PBB saat itu antara lain Kristalina Georgieva (Bulgaria), Susana Malcorra (Argentina), Miroslav Lajcak (Slovakia), Helen Clark (Selandia Baru), Vuk Jeremic (Serbia) dan Danilo Turk (Slovenia).
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
Sebanyak 193 negara anggota PBB secara aklamasi mengesahkan resolusi penunjukkan mantan PM Portugal itu sebagai Sekjen PBB selama lima tahun mulai 1 Januari 2017. Gutteres memperoleh dukungan dengan suara bulat dari DK PBB dalam pemungutan suara beberapa waktu lalu, yang menjadi akhir dari kampanye paling transparan di PBB untuk mengisi jabatan tersebut.
Dilansir AFP, kepastian Guterres menjadi sekjen PBB ini didapat setelah mayoritas suara dalam voting yang digelar di antara 15 anggota Dewan Keamanan PBB, 13 suara menyatakan mendukung pria asal Portugal tersebut, dan 2 suara abstain.
DK PBB tampaknya tak ingin berlama-lama untuk menentukan siapa pengganti Ban Ki-moon sehingga mereka kompak memilih Guterres untuk menjadi pemimpin baru di lembaga multinasional beranggotakan lebih dari 200 negara itu. Proses pemilihan sekjen kali ini termasuk cepat karena sebelumnya nama pemenang baru bisa diketahui akhir Oktober 2016.
Akan tetapi, kompaknya suara para anggota DK PBB untuk memilih Guterres sebagai Sekjen PBB, membuat proses pemilihan tak memakan waktu lama. Bahkan, Rusia yang sebelumnya diprediksi akan menjegal Guterres, ternyata justru mendukung mantan Direktur UNHCR tersebut.
Baca Juga: Dokter Palestina Kumpulkan Dana untuk Pendidikan Kedokteran di Gaza
Guterres selama ini memang sudah diprediksi menjadi sekjen karena dari sejumlah hasil voting di kalangan DK PBB, dia tak pernah terkalahkan. Dia bisa dijegal jika salah satu anggota DK PBB menggunakan hak veto. Dalam hal ini, Rusia dan Tiongkok (Cina) sempat diperkirakan akan menjegal Guterres. Kenyataannya, kedua negara ini kompak mendukung mantan pemimpin Portugal tersebut.
Tak ada satupun anggota tetap DK PBB yang memveto Guterres untuk menghalangi pencalonannya.Bahkan, Rusia justru yang paling vokal mengusung Guterres. Dubes Rusia untuk PBB Vitaly Churkin yang langsung mendeklarasikan Guterres sebagai penganti Ban Ki-moon yang masa jabatannya akan segera berakhir pada Desember ini.
“Sudah jelas kita saat ini punya calon favorit dan nama dia adalah Antonio Guterres,” ujar Dubes Churkin sambil menambahkan bahwa DK PBB telah menggelar voting secara formal untuk mengkonfimasi penunjukan Guterres.
“Kami mengharapkan Guterres bisa menjalankan tugasnya dengan baik sebagai Sekjen PBB untuk lima tahun ke depan,” kata Churkin. Setelah proses ini selesai, Guterres dibawa ke Majelis Umum PBB untuk disahkan. Guterres akan memulai tugasnya sebagai Sekjen PBB baru pada 1 Januari 2017 selama lima tahun.
Baca Juga: Muasal Slogan ”Al-Aqsa Haqquna”
Guterres sebelumnya memimpin Badan PengungsinPBB, UNHCR selama 10 tahun dari Desember 2005. Selama kepemimpinannya, dia berhasil mengatasi sejumlah persoalan pengungsi, seperti pengungsi Suriah, Afganistan, Yaman dan Rohingya.
Dalam krisis migran di Eropa saat jutaan warga Timur Tengah membanjiri negara-negara Barat, Guterres juga sempat mengurusi masalah tersebut sebelum masa jabatannya berakhir pada Desember 2015 lalu.
Siapakah Antonio Guterres?
Baca Juga: Enam Prinsip Pendidikan Islam
Selama 25 tahun terakhir kursi Sekjen PBB selalu diisi oleh diplomat non barat. Kali ini pun khalayak sesungguhnya mengusulkan seorang perempuan. Tapi justru seorang pejabat Portugal yang terpilih. Siapakah Antonio Guterres?
Beberapa tahun silam Menteri Keimigrasian Selandia Baru, Jonathan Coleman, pernah menyebut Antonio Guterres sebagai seorang pribadi yang menyenangkan. Ia bisa memenangkan pemilu di negaranya cuma dengan mengandalkan karakternya semata. Tebakan Coleman tidak meleset, Guterres terpilih menjadi Sekjen PBB yang baru.
Kecuali di Portugal dan Eropa, tidak banyak yang mengetahui sepak terjang diplomat berusia 67 tahun tersebut. Mengawali karir politik di Partai Sosialis pada tahun keruntuhan rejim represif, Estado Novo, Guterres lalu mencapai puncak karirnya sebagai perdana menteri Potugal dari 1995 hingga 2002.
Tapi jabatannya sebagai direktur UNHCR-lah, yang pada akhirnya memuluskan rekam jejak Guterres buat menjadi kandidat serius untuk posisi Sekjen PBB. Betapapun Guterres harus berhadapan dengan “krisis kemanusiaan terbesar sejak Perang Dunia II”. Saat ini lebih dari 34.000 orang mengungsi setiap hari. Jumlahnya mencapai 21,3 juta manusia di seluruh dunia.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
Guterres mengaku akan memprioritaskan pencegahan krisis jika mengepalai PBB. “Kita perlu meningkatkan diplomasi damai,” katanya. “Masyarakat internasional selama ini lebih banyak menghabiskan waktu dan dana untuk mengelola krisis ketimbang mencegahnya.”
Pemilihan Guterres juga dinilai menjadi isyarat ketidakberdayaan PBB menggalang dukungan untuk menuntaskan krisis pengungsi. “Seorang sekretaris jendral harus berusaha mengurangi jumlah konflik dan juga jumlah korban,” ujarnya.
Di bawah kepemimpinannya, UNHCR memangkas pegawai adiministrasi dan menambah kapasitas personil di kawasan krisis. Salah satu jasa Guterres adalah menggerakkan negara industri maju untuk mau menampung pengungsi.
“Kita tidak bisa mengusir mereka yang berusaha menyelamatkan nyawa sendiri,” tulisnya di majalah Time tahun lalu. “Mereka akan datang. Pilihannya saat ini adalah mengelola kedatangan mereka dengan baik dan berperikemanusiaan.”
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-10] Makanan dari Rezeki yang Halal
Dilansir dari Cina Xinhua News, selain lancar berbahasa Inggris, Spanyol, Perancis, dan juga bahasa ibunya, Portugis, pria ini terkenal dengan kutipan kata-katanya setelah 10 tahun memimpin UNHCR, yaitu “kita ini bagaikan perawat yang memberikan aspirin kepada pasiennya: kita bisa meringankan rasa sakit, tetapi tidak mengobati penyakit yang sesungguhnya.”
Guterres juga dikenal sebagai pria yang memiliki visi. Pada bulan Januari lalu melalui televisi umum Portugal, RTP, Guterres sendiri mengaku bahwa ia suka “berada di tengah masyarakat, saya suka ketika saya harus melakukan intervensi”.
Cecile Kyenge, mantan Menteri Integrasi Italia dan saat ini menjadi salah satu anggota Parlemen Eropa, juga memuji kemampuan Guterres dalam mengambil langkah-langkah nyata. Di media sosial, Kyenge menuliskan bahwa Guterres adalah “orang yang siap bertindak berdasarkan pengalaman dan visinya mengenai imigrasi. Ia seorang mitra kuat UE”.
Staf senior bidang komunikasi UNHCR, Sybella Wilkes, menulis di dalam akun twitter-nya bahwa “dunia bangkit menuju masa depan yang lebih baik”. Tulisan tersebut menjadi dukungan nyata dari salah satu anggota staf senior UNHCR.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Dukungan tokoh-tokoh
Dukungan juga disampaikan oleh mantan presiden Portugal Anibal Cavaco Silva, Menteri Luar Negeri Kanada Stephane Dion, dan Direktur Jenderal Organisasi Buruh Sedunia (ILO) Guy Ryder.
Pemilihan Sekjen PBB dilaksanakan saat dunia berada pada titik balik di tengah krisis Suriah, Yaman, dan Afghanistan yang berlarut-larut, masalah kemanusiaan di Afrika, ancaman kesehatan dunia seperti Zika, dan tingginya tingkat pengungsi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Antonio Guterres, Perdana Menteri Portugal pada 1995-2002, memang selalu menempati posisi teratas dalam lima pemungutan suara sebelumnya. Namun, begitu cepatnya tercapai konsensus untuk mendukung Guterres di antara para diplomat PBB, tetap saja cukup mengejutkan.
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu
Duta besar Perancis untuk PBB, Francois Delattre mengatakan keputusan untuk memilih Guterres yang menguasai lima bahasa itu merupakan kabar baik bagi PBB. Sedangkan menurut Dubes Inggris Matthew Rycroft, Guterres akan menjadi seorang sekretaris jenderal yang kuat dan efektif.
Dubes AS untuk PBB Samantha Powers menggambarkan Guterres sebagai diplomat berpengalaman dan memiliki wawasan yang lengkap. Powers menekankan perlunya memiliki pemimpin PBB yang efektif di saat dunia menghadapi sejumlah krisis dalam waktu bersamaan.
Pujian juga datang dari Presiden Portugal saat ini, Marcelo Robelo de Sousa yang mengatakan terpilihnya Guterres merupakan hasil terbaik bagi dunia, PBB dan tentu saja bagi Portugal.
Kementerian Luar Negeri RI juga menyambut baik keputusan Majelis Umum PBB yang menetapkan Antonio Guterres sebagai Sekjen PBB yang baru. Indonesia berharap terpilihnya diplomat ini dapat meningkatkan independensi, akuntabilitas, dan integritas PBB sebagai organisasi pemersatu bangsa-bangsa.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Israel Dukung Gencatan Senjata dengan Lebanon
Guterres diharapkan dapat mengadopsi pendekatan baru dalam penanganan isu-isu global khususnya penyelesaian dan pencegahan konflik serta krisis kemanusiaan. Indonesia, sebagai negara yang mendukung dan percaya pada kinerja PBB berharap Guterres dapat menjalankan mandat dan tugasnya sesuai dengan Piagam PBB.
Selain itu dia diharapkan menempatkan pencegahan konflik sebagai agenda utama PBB menjaga perdamaian dan ketertiban dunia. Indonesia juga berharap Guterres dapat mendorong reformasi sekretariat PBB guna meningkatkan akuntabilitas dan efektifitas dalam mendorong negara anggota mengimplementasikan komitmen-komitmen yang ada terhadap agenda global.
“Pekerjaan Rumah” Guterres saat ini ialah menangani beberapa krisis pengungsian terbesar seperti konflik Suriah, Irak, Sudan Selatan, dan Yaman. Dengan berbagai pengalamannya ini, Ban Ki Moon menyebut Guterres adalah pilihan tepat sebagai penerusnya – Sekjen PBB yang baru. (RS1/RI-1)
Miraj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang