Jakarta, MINA – Pada akhir Desember 2017, Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) menggagas ekonomi pasar Pancasila. Gagasan ini berasal dari Prof BJ Habibie pada saat Siaknas ICMI 2017, dan gagasan tersebut disambut baik oleh Presiden RI, Joko Widodo.
Ekonomi Pasar Pancasila dimaksudkan untuk memastikan kesejahteraan rakyat dengan cara berkeadilan menurut dengan nilai-nilai yang terkandung dalam dasar Pancasila. “Dasar Pancasila itu menolak akumulasi kekayaan yang dikuasai segelenter orang saja. Ekonomi Pasar Pancasila menjamin kepemilikan masyarakat yang penggunaanya direncanakan untuk kepentingan orang banyak”, ujar BJ Habibie.
ICMI pada Senin 19 Februari 2018, mengadakan Simposium Nasional Ekonomi Pasar Pancasila di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan. Acara tersebut dibuka oleh ketua umum ICMI, Prof Dr. Jimly Asshiddiqie dengan sambutan yang membahas tentang memahami arti pasar ekonomi Pancasila di Indonesia.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Perekonomian Indonesia dipandang baik di dunia, karena negara ini tidak dianggap berbahaya untuk berinvestasi. Negara Indonesia sendiri dalam indeks dalam keseimbangan perekonomian masih seimbang, tidak ada penurunan ataupun penaikan.
“Indonesia bisa lebih berkembang dengan menggunakan pondasi pasar Pancasila” Ketua Presidium ICMI, Dr. Sugiharto, SE., MBA., Berbagai negara memiliki strategi masing—masing dalam mempertahankan ekonomi agar tetap stabil, Indonesia sendiri seharusnya mulai menggunakan ekonomi Pancasila untuk pondasinya.
Sila-sila Pancasila pantas untuk dijakdikan sebagai rujukan dalam ekonomi pasar pancasila. Memaksimalkan point-point dalam Pancasila dapat merubah pemikiran dalam mengubah ekonomi Indonesia.
Secara garis besar isi dari Pancasila dan UUD 45 adalah untuk kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu Indonesia harus mulai menggunakan ekonomi pancasila yang di mana akan berdampak bagi kesejahteraan rakyatnya.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
“Selain itu dalam perkembangan ekonomi Pancasila juga harus di-ikuti dengan pertubuhan digital di Indonesia. Pengembangan perekonomian juga sangat membutuhkan dorongan produktifitas serta pengembangan digital ekonomi yang sedang berkembanga saat ini” ujar Sugiharto.
Jadi dapat dikatakan bila Indonesia dapat melakukan keseimbangan dari ekonomi Pancasila dan ekonomi digital, maka dari hal tersebut dapat membuat Indonesia memiliki perekonomian yang bagus di mata dunia.
Acara menghadirkan Dr.Sugiharto, Dr.Syarkawi Rauf, Dr.Arif Budimanta, Prof.Didin Damanhuri, dgn dipandu Moderator Dr.Ali Masykur Musa, Penanggap Prof.Emil Salim, Dr.Fadel Muhammad dan Bustanul Arifin.(L/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain