Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AS Menentang Rencana Rekonstruksi Gaza Para Pemimpin Arab

sri astuti Editor : Widi Kusnadi - Jumat, 7 Maret 2025 - 15:09 WIB

Jumat, 7 Maret 2025 - 15:09 WIB

9 Views

Kota Gaza yang hancur akibat serangan Israel. (Foto: Aljazeera)

Washington, MINA – Gedung Putih pada menyatakan penentangan terhadap usulan pada pertemuan puncak para pemimpin Arab untuk membangun kembali Gaza, dengan alasan usulan tersebut tidak membahas “kenyataan” saat ini di daerah kantong itu.

“Usulan saat ini tidak membahas kenyataan bahwa Gaza saat ini tidak dapat dihuni dan penduduk tidak dapat hidup secara manusiawi di wilayah yang tertutup puing-puing dan persenjataan yang belum meledak,” kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Brian Hughes kepada Anadolu.

“Presiden [Donald] Trump mendukung visinya untuk membangun kembali Gaza yang bebas dari Hamas. Kami menantikan pembicaraan lebih lanjut untuk membawa perdamaian dan kemakmuran ke wilayah tersebut,” tambahnya.

Pertemuan puncak darurat Arab di Kairo pada hari Selasa mengadopsi rencana rekonstruksi senilai $53 miliar dari Mesir untuk membangun kembali Jalur Gaza, tanpa menggusur warga Palestina dari tanah mereka.

Baca Juga: Tanggapi Niatan Presiden Macron untuk Akui Palestina, Menlu Shahin: Langkah yang Benar

Pertemuan puncak tersebut menugaskan komite hukum Arab untuk mempelajari klasifikasi pengungsian warga Palestina, sebagai bagian dari kejahatan genosida.

Lebih lanjut, mereka juga meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengerahkan pasukan penjaga perdamaian internasional di Tepi Barat dan Gaza yang diduduki, dengan tujuan mendukung cakrawala politik “untuk perwujudan negara Palestina.”

Usulan Arab muncul setelah rencana luar biasa Trump untuk “mengambil alih” Gaza dan secara paksa menggusur warga Palestina untuk mengembangkannya menjadi apa yang disebutnya “Riviera Timur Tengah.”

Rencananya ditolak oleh dunia Arab dan banyak negara lain, yang mengatakan hal itu sama saja dengan pembersihan etnis.

Baca Juga: WFP: Pengurangan Bantuan Bebani Perempuan dan Anak-Anak Afghanistan

Israel menghancurkan Jalur Gaza selama 15 bulan pengeboman dan penembakan tanpa pandang bulu, yang menewaskan lebih dari 48.450 warga Palestina dan melukai lebih dari 111.850 lainnya, meninggalkan daerah kantong itu dalam reruntuhan. []

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Biara Tertua di Mandalay Runtuh oleh Gempa, Puluhan Biksu dan Biarawati Tewas

Rekomendasi untuk Anda