Ramallah, 13 Dzulqa’dah 1437/16 Agustus 2016 (MINA) – Perancis, AS dan PBB menyuarakan keprihatinan atas makin seringnya pembongkaran rumah warga Palestina di Tepi Barat oleh pasukan Israel, termasuk rumah-rumah yang dibangun dengan bantuan mereka.
Seperti dilaporkan Middle East Eye Jumat lalu (12/8), suara keprihatinan muncul karena aksi-aksi Israel yang telah menghancurkan rumah, sekolah dan struktur lainnya sepanjang tahun ini yang lebih banyak daripada tahun 2015 sebelumnya.
Menurut catatan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), pemerintah Israel telah menghancurkan sedikitnya 726 struktur bangunan tahun ini, serta menggusur 1.020 rumah warga Palestina,
Sedangkan sebelumnya, pada tahun 2015, sejumlah 533 struktur bangunan diratakan dan 688 rumah digusur, kata OCHA.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Struktur bangunan termasuk tempat penampungan untuk ternak dan instalasi panel surya.
Banyak bangunan yang didanai oleh donor asing seperti Uni Eropa, Perancis dan negara-negara anggota lainnya, berdasarkan pertimbangan untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan yang mendesak bagi warga Palestina yang terjajah.
Israel beralasan, pihaknya melarang pembangunan tanpa izinnya, dan menyerukan perjanjian dengan Palestina serta menguasai kontrol penuh atas 60 persen kawasan di Tepi Barat yang disebut sebagai “Area C” dan mengklaim atas seluruh tanah Al-Quds .
Antara tanggal 2 hingga 8 Agustus lalu, OCHA mengatakan, “Ada sejumlah 14 insiden terpisah di Area C dan Al-Quds, Israel menghancurkan 42 struktur bangunan karena dianggap tidak adanya izin bangunan.”
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Pemrintah Perancis pada Kamis lalu (11/8) telah membuat pernyataan mengecam Israel atas penghancuran struktur bangunan di desa Nabi Samuel, Tepi Barat, yang didanai Perancis.
Ini adalah ketiga kalinya tahun ini Israel telah meratakan bangunan termasuk sekolah yang dibiayai Perancis, pernyataan Kementerian Luar Negeri Perancis.
“Perancis sangat prihatin dengan laju percepatan penghancuran dan perampasan struktur bangunan kemanusiaan yang seharusnya diperuntukkan bagi warga Palestina yang tinggal di Area C,” tambahnya.
“Kami menyerukan kepada pemerintah Israel untuk mengakhiri praktik-praktik ini yang bertentangan dengan hukum internasional,” lanjut pernyataan.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Di Washington, Departemen Luar Negeri AS mengatakan khawatir tentang rencana Israel untuk meruntuhkan desa kecil Susiya, di Tepi Barat selatan.
“Jika pemerintah Israel melanjutkan penghancuran Susiya, itu akan sangat mengganggu dan akan memiliki dampak yang sangat merusak pada kehidupan warga Palestina yang tinggal di sana, yang sebagian juga telah mengungsi,” kata juru bicara Elizabeth Trudeau.
Struktur bangunan desa yang telah diruntuhkan berupa rumah, tenda penampungan, dan struktur darurat lainnya, termasuk taman bermain anak-anak.
Israel mengatakan bangunan di Susiya tidak memiliki izin darinya. (T/P4/P2)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant