Washington, MINA – Amerika Serikat (AS) telah memotong dana bantuan untuk rumah sakit yang sebagian besar melayani warga Palestina di Yerusalem Timur, harian Israel Haaretz melaporkan, Sabtu (8/9).
Donald Trump memotong lebih dari $ 20 juta bantuan administrasi untuk rumah sakit di kota yang diduduki Israel.
“Pemotongan itu adalah bagian dari pendekatan pemerintah yang lebih luas untuk memotong bantuan kepada warga Palestina,” kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS kepada Haaretz.
Pada Kamis (6/9), Trump mengatakan bahwa dia berhenti membayar uang kepada orang-orang Palestina sampai mereka mencapai kesepakatan damai dengan Israel.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
“Saya menghentikan sejumlah besar uang yang kami bayarkan kepada Palestina dan para pemimpin Palestina. Kami (Amerika Serikat) membayar mereka sejumlah besar uang,” katanya. “Dan saya akan mengatakan, Anda akan mendapatkan uang, tetapi kami tidak membayar Anda sampai kita membuat kesepakatan. Jika kita tidak membuat kesepakatan, kami tidak membayar.”
Pemotongan bantuan AS yang baru dapat menyebabkan kerusakan pada setidaknya lima rumah sakit di Yerusalem Timur, termasuk rumah sakit Augusta Victoria dan Rumah Sakit Mata St. John, yang merupakan penyedia utama perawatan mata untuk warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Dave Harden, mantan asisten Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), memperingatkan bahwa pemotongan bantuan AS menempatkan rumah sakit Augusta Victoria di Yerusalem Timur berisiko “runtuh”.
Rumah sakit Yerusalem Timur khususnya memberikan layanan medis untuk warga Palestina, tidak hanya di Yerusalem Timur tetapi juga di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diblokade.
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
Pekan lalu, Washington mengakhiri semua pendanaannya kepada badan PBB untuk pengungsi Palestina UNRWA.
AS sejauh ini merupakan kontributor terbesar UNRWA yang memberikan $ 350 juta per tahun, kira-kira seperempat dari keseluruhan anggaran badan itu.
Pemerintah Palestina telah menolak mediasi AS sejak Trump secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. (T/ais/RI-1)
Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)