Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AS Selidiki 60 Universitas terkait pro-Palestina

Rudi Hendrik Editor : Bahron Ans. - 35 detik yang lalu

35 detik yang lalu

0 Views

Mahasiswa Yale, AS, pro-Palestina. (video Fox61.com)

Washington, MINA – Pemerintahan Presiden AS Donald Trump tengah menyelidiki puluhan universitas atas apa yang ditudingnya sebagai tindakan anti-Semit, menyusul demonstrasi akademis selama berbulan-bulan untuk mendukung warga Palestina yang menderita akibat agresi brutal Israel di Jalur Gaza yang diblokade.

Dilansir dari Press TV, Selasa (11/3), Kantor Hak Sipil (OCR) Departemen Pendidikan AS mengatakan, pihaknya tengah menyelidiki 60 universitas terkait anti-Semitisme. OCR mengungkapkan, mereka menerima peringatan karena diduga tidak melindungi mahasiswa Yahudi selama unjuk rasa massal anti-Israel di universitas dan perguruan tinggi Amerika.

“Departemen sangat kecewa karena mahasiswa Yahudi yang belajar di kampus-kampus elit AS terus mengkhawatirkan keselamatan mereka, di tengah letusan anti-Semit yang tak henti-hentinya dan telah sangat mengganggu kehidupan kampus selama lebih dari setahun. Para pemimpin universitas harus berbuat lebih baik,” kata Menteri Pendidikan Linda McMahon.

“Perguruan tinggi dan universitas AS mendapat keuntungan dari investasi publik yang sangat besar yang didanai oleh pembayar pajak AS. Dukungan tersebut merupakan hak istimewa dan bergantung pada kepatuhan yang cermat terhadap undang-undang antidiskriminasi federal,” tambahnya.

Baca Juga: Balas Trump, Ontario Resmi Berlakukan Tarif 25 persen ke AS

Daftar tersebut mencakup sekolah-sekolah Ivy League seperti Universitas Harvard dan sekolah-sekolah yang lebih kecil seperti Middlebury College.

Penyelidikan tersebut dilakukan beberapa hari setelah pemerintah federal AS menghentikan pendanaan sebesar $400 juta untuk Universitas Columbia, atas dugaan tidak adanya tindakan dalam menangani pengaduan anti-Semitisme. OCR mengumumkan prioritasnya dalam menangani tumpukan tuduhan anti-Semitisme di sekolah-sekolah.

Kasus Universitas Columbia merupakan pembatalan hibah universitas putaran pertama oleh pemerintah federal, sesuai dengan Perintah Eksekutif Trump tentang Langkah-Langkah Tambahan untuk Memerangi Anti-Semitisme.

Universitas Columbia terpaksa membentuk komite disiplin baru dan memulai penyelidikannya terhadap mahasiswa pro-Palestina yang kritis terhadap rezim Israel dan perang genosida terhadap Gaza.

Baca Juga: Bantah Pemerintahannya Alami Resesi, Trump: Hanya Transisi

Universitas Columbia menjadi pusat protes kampus pro-Gaza yang meletus musim semi lalu di seluruh Amerika Serikat dan sekitarnya.

Sementara itu, situs web berita Axios yang berbasis di Virginia melaporkan pekan lalu, Departemen Luar Negeri AS berencana menggunakan AI untuk mencabut visa mahasiswa asing yang dianggapnya pendukung gerakan perlawanan Palestina Hamas, yang telah ditetapkan oleh Washington sebagai organisasi “teroris” sejak Oktober 1997. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Mantan Presiden Filipina Duterte Ditangkap karena Kejahatan Kemanusiaan

Rekomendasi untuk Anda