ANAK 10 TAHUN YANG DITAHAN AS DI PENJARA GUANTANAMO

Asdullah Rahman. (Al Jazeera/Faris Kermani)
Asadullah Rahman. (Al Jazeera/Faris Kermani)

Motif di balik penangkapan anak asal , Asadullah Rahman, saat berusia 10 tahun oleh tentara Amerika Serikat () pada 2003, masih menjadi tanda tanya besar. Masyarakat di sekitarnya dan keluarga tidak mengetahui apa yang diinginkan militer AS dari anak kecil itu.

Ia tidak hanya , malahan  juga dibawa dan ditahan jauh di sana di Kamp Tahanan Teluk Guantanamo, Cuba, selama 17 bulan. Anak pembuat teh untuk komandan lokal Afghanistan itu ditahan bersama 30 warga Afghanistan yang lain.

AS mencap Asadullah sebagai teroris. Namun, ia hanya merasa menjadi korban. Kini, Asadullah sudah berusia 22 tahun. Tinggal di pedesaan Afghanistan Timur. Dia sudah menjadi seorang pemuda yang gagah berani.

“Asadullah merupakan orang yang riang, ambisius, dan tenang,” kata Sonia Verma yang sering menjadi kontributor Al Jazeera di Afghanistan, dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

“Saya meliput konflik di Afghanistan lebih dari satu dekade, tapi hanya Asadullah yang sulit saya lupakan. Saat bertemu kembali, Asadullah menjadi satu-satunya orang di kampungnya yang bisa bahasa Inggris dan mengetahui sains,” lanjut Sonia.

Kamp Tahanan Teluk Guantanamo pernah dikritik keras karena menahan demikian banyak orang yang dicap teroris tanpa pernah diadili secara hukum. Penyiksaan juga marak di sana. Demikian banyak  tahanan pernah dilaporkan mengalami pelecehan hingga terdorong untuk melakukan bunuh diri. Dengan demikian, tak heran jika banyak yang terkejut saat tentara AS juga menyeret anak berusia 10 tahun itu ke sana. Tujuh belas bulan kemudian ia dibawa ke kampung halamannya kembali.

Al Jazeera membuat film dokumenter tentang Asadullah. Menurut laporan Sonia dan staf Al Jazeera yang membuat film dokumenter itu , Asdullah mengaku dokter dan penjaga di Kamp Tahanan Teluk Guantanamo baik hati. “Saya bahkan belajar ilmu pengetahuan, bermain catur, dan piknik ke pantai,” kata Asadullah. Lelaki muslim yang tampan itu tak punya dendam. (T/P020/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Admin

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0