Jenewa, MINA – Wakil Presiden Swiss Society of Emergency Medicine memperingatkan krisis yang mendalam di ruang gawat darurat rumah sakit di negara itu.
Dalam sebuah wawancara dengan harian Le Temps pada hari Senin (9/1), Vincent Ribordy bereaksi terhadap penutupan ruang gawat darurat rumah sakit Martigny di kanton Valais. Dia mengomentari tindakan rumah sakit, dengan mengatakan: “Ini baru permulaan.” Demikian dikutip dari Anadolu Agency.
Rumah sakit di Martigny mengatakan dalam siaran pers pekan lalu bahwa ruang gawat darurat akan ditutup antara pukul 18:00. dan 08:00 waktu setempat mulai 9 Januari.
Dalam siaran persnya, pihak rumah sakit menulis bahwa keputusan untuk menutup unit gawat darurat “dibuat dengan berat hati”. Alasannya, katanya, adalah peningkatan yang stabil dalam jumlah pasien di UGD dan kekurangan staf perawat.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Ribordy mengatakan penutupan unit gawat darurat di Martigny mencerminkan masalah yang meluas di Swiss.
“Ini harus terjadi, bahkan jika kami tidak mengira Swiss akan terpengaruh begitu cepat dan parah,” katanya kepada Le Temps.
Menurut Ketua Asosiasi, penutupan di Martigny merupakan konsekuensi nyata dari minimnya personel yang mumpuni. Sebuah masalah yang telah dikenal selama beberapa tahun.
“Kapasitas sistem dianggap tidak terbatas, tetapi tidak demikian,” kata Ribordy.
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza
“Alternatif harus ditemukan untuk mengurangi tekanan pada ruang gawat darurat, yang sekarang digunakan sebagai penghubung utama dengan penduduk,” tambahnya.
Tapi semua itu tidak akan berhasil selama ada kekurangan dokter perawatan primer, dia memperingatkan dan mengatakan peraturan kuota tidak akan membantu dalam hal ini.
Menurut Ribordy, pengakuan terhadap profesi juga kurang.(T/R7/P1)
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris