AWAL RAMADHAN DITENTUKAN DALAM SIDANG ITSBAT BESOK

(Dok. Kemenag)
Pemantauan hilal (rukyatul hilal). (Dok. Kemenag)

Semarang, 28 Sya`ban 1436/15 Juni 2015 (MINA) – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan awal 1436H/2015M ditentukan dalam yang akan digelar pada Selasa (16/6) besok di Gedung Kementerian Agama Jakarta.

Dalam kesempatan itu, Kementerian Agama akan mengundang para ulama, tokoh ormas, serta pakar astronomi untuk ikut serta dalam sidang itsbat, demikian keterangan pers Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin (15/6).

“Kemenag tanggal 16 Juni yang bertepatan dengan 29 Sya’ban sore atau ba’da Magrib, akan mengundang beberapa ulama, kiai, tokoh ormas , dan pakar astronomi untuk kemudian melakukan sidang isbat,” jelas Menag di Semarang.

Menurutnya, penentuan awal Ramadhan berpulang pada hasil sidang itsbat yang akan dilaksanakan pada tanggal 16 Juni mendatang. “Sangat tergantung pada sidang itsbat,” ujarnya.

Proses sidang itsbat itu sendiri akan diawali dengan pemantauan hilal (rukyatul hilal) pada titik-titik pemantauan yang tersebar di beberapa wilayah .

Proses sidang yang juga akan menghadirkan para perwakilan ormas dan negara sahabat itu dijadwalkan mulai sejak pukul 16.00 WIB, diawali dengan pemaparan dari Badan Hisab dan Rukyat Kementerian Agama tentang posisi hilal menjelang awal Ramadlan 1436H.

Adapun proses sidang itsbatnya, dijadwalkan berlangsung selepas salat Magrib setelah adanya laporan hasil rukyatul hilal dari lokasi pemantauan di seluruh Indonesia.

“Sidang isbat itu, akan ditentukan apakah hilal bisa dilihat atau tidak. Jika terlihat, Ramadhan akan jatuh pada 17 Juni. Jika hilal tidak terlihat, bulan Sya’ban akan dilakukan istikmal (genapkan) menjadi 30 hari dan Ramadhan jatuh pada 18 Juni,” terangnya lagi.

Sidang itsbat dilaksanakan secara tertutup. Namun, hasilnya disampaikan secara terbuka.

Bangun Kesamaan Persepsi

Lukman mengaku terus berupaya membangun kesamaan persepsi dalam penetapan awal bulan Hijriyah. Dalam kerangka itu, lanjut Lukman, pihaknya telah berdiskusi dengan PP Muhammdiyah di Yogjakarta dan dengan PBNU di Jakarta.

“Itu untuk menyamakan persepsi dalam menentukan (tanggal) satu Ramadhan,” tuturnya.

Sebelumnya, untuk menjaga persatuan dan ukhuwah Islamiyah khususnya dalam menyikapi problematika hisab dan rukyat, Ditjen Bimas Islam telah mengadapan pertemuan para pakar dan ahli hisab-rukyat yang merupakan representasi dari ormas Islam, Mahkamah Agung, IAIN/UIN, LAPAN, Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Planetarium, Bosccha ITB, dan ahli falak perorangan. Rapat Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama ini digelar pada Selasa (9/6) lalu di Jakarta.

Rapat Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama kali ini dilaksanakan dalam rangka menyusun laporan Tim Hisab Rukyat terkait persiapan sidang Itsbat awal Ramadan, Syawal dan Zulhijjah 1436 H kepada Menteri Agama.

Menyambut kehadiran bulan penuh berkah itu, Lukman Hakim mengajak umat Islam untuk bersama-sama  menjaga kesucian Ramadhan dengan mengembangkan sikap saling menghormati. Menurutnya, sikap saling menghormati merupakan ciri masyarakat Indonesia. (T/R05/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0