Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awas! Bahaya Pornografi (Oleh: dr. Suwardi Sukri)

Rana Setiawan - Kamis, 4 Januari 2018 - 08:50 WIB

Kamis, 4 Januari 2018 - 08:50 WIB

168 Views

Oleh: suwardi/">dr. Suwardi Sukri, Dokter Integratif Medicine

Tanya: “ Dok, kenapa … maaf , “ Anu “ saya tidak mau bangun, padahal saya sudah stimulasi berkali-kali, tidak juga bangun,“ ucap seorang pria bujang ,31 tahun, dengan suara terbata dan sedikit gugup.

“Kamu suka nonton film porno dan kamu suka onani, ya,“ balas saya seketika. “Iya dok,“ jawabnya tambah gugup.

Begitu percakapan saya dengan si penanya via telepon. Dia pemirsa Wesal TV dan dia mendapat kontak saya saat nonton acara Nikmatnya Hidup Sehat.

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Saat dia bertanya, terdengar suaranya gugup, tidak percaya diri dan mengaku bujang dengan problem “Anu-”nya , maka saya yakin bahwa pemuda ini kecanduan pornografi. Dan yang membuat miris, dia tinggal di daerah pedalaman di pulau Sumatera. Bukan anak kota metro.

Jadi pornografi telah merambah di pedalaman. Akibat internet tanpa batas. Ini sesuatu yang memprihatinkan.

Dari Iseng Sampai Kecanduan

Korban pornografi kian meningkat dan menyasar segala usia, terlebih pada remaja dan anak. Awalnya , iseng kemudian berlanjut sampai kecanduan. Tentu semua orang bertanya mengapa seseorang bisa kecanduan pornografi?

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Pornografi adalah candu yang dapat merusak otak. Rangsangan pornografi meningkatkan secara masif produksi hormon Dopamin di area Limbik di otak.

Area limbik adalah tempat kedudukan nafsu seks, emosi dan makan. Namun secara fantastis pornografi dapat membentuk sinaps-sinaps baru sebagai neuron pathway kecanduan seks, yang hanya fokus pada seks dan dapat bertahan lama di otak.

Jika seseorang dalam pengaruh candu ini, maka tidak ada hal penting selain seks. Selain itu, Dopamin juga akan memberi rasa senang bagi penikmat porno.

Di lain pihak akan terjadi penghambatan di area lobus frontal otak. Di mana area ini kurang berkembang, kurang aktif, dan lebih mengecil. Normalnya, Lobus frontal adalah daerah yang paling berkembang dari otak manusia dan memiliki fungsi sebagai pusat kontrol otak.

Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?

Penghambatan Lobus frontal pada kecanduan pornografi membuat seseoarang kehilangan kontrol diri, bermental rendah diri, sekaligus dapat bertindak di luar nalar karena kehilangan kecerdasan kognitif, kecerdasan emosinal apalagi kecerdasan spritual. Sehingga manusia dapat bertindak layaknya hewan, khususnya dalam hal hubungan seksual.

Dopamin terus menerus membanjiri area limbik akan menyebabkan penumpukan protein Delta-FosB: protein yang memengaruhi ekspresi gen saraf yang secara langsung membentuk mental pornografi dan penyebab perilaku adiktif- kompulsif, terlebih pada remaja.

DeltaFosB disebut juga sebagai “saklar molekuler untuk kecanduan,” karena ia mengaktifkan gen yang menciptakan hasrat jangka panjang dan mendorong pengguna porno untuk kembali… kembali … dan kembali menonton porno.

DeltaFosB dapat bertahan di otak selama berpekan-pekan atau berbulan-bulan. Oleh karena itu, konsumen porno akan merasakan hasrat kuat akan pornografi. Walaupun telah lama mereka menghentikan kebiasaan tersebut.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Onani dan Pornografi

Seperti pada kasus yang disampaikan sebelumnya, komsumen porno sering melakukan onani. Aktivitas ini akan merangsang keluarnya hormon asetikolin, dopamin, dan serotonin.

Jika sering onani,akan menggangu impuls saraf motorik yang dilalui asetilkolin di daerah genital. Sehingga menimbulkan gangguan fungsi sistem saraf seperti impotensi dan disfungsi ereksi.

Selain itu overload sekresi air mani dengan cara tidak lazim ini, akan memberi efek negatif terhadap saraf parasimpatik yang berperan terhadap katup ejakulasi agar tetap tertutup dan mengatur ereksi.

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

Jika impuls saraf ini melemah akibat sering onani akan menimbulkan gangguan ereksi. Akan menjadi kian parah karena onani dapat membuat ketagihan pelakunya.

Masih Ada Harapan

Jangan putus asa! Karena Pornografi tidak permanen dan dapat dihilangkan. Penelitian terbaru menemukan bahwa otak manusia itu bersifat neuroplastik, yang berarti struktur fisik dan sirkuit otak bisa berubah dan bisa diubah.

Otak memiliki keajaiban untuk belajar dan melupakan dan dapat berubah terhadap suatu pengalaman.

Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin

Oleh karena itu bagi pecandu pornografi, yang perlu anda lakukan adalah anda harus membuat sirkuit otak yang baru dan melupakan sirkuit porno dan mental porno.

Perlu tekad dan kerja keras untuk melawan diri sendiri akan tarikan magnet porno. Kuatkan mindset bahwa saya bisa melalui kecanduan ini. Tanpa semua ini akan sia-sia usaha anda.

Carilah aktivitas yang membuat anda nyaman dan enyahkan ajakan –ajakan sirkuit porno. Benahi hidup anda dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt dan perbanyak beristigfar dan berdzikir.

Lebih baik lagi jika anda turut terlibat dalam aktivitas kegiatan agama. Dan mintalah advis pada profesional yang khusus menangani kecanduan pornografi seperti psikolog.

Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa

Bagi orang tua panjatkan doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar putra-putri Anda terhindar dari segala bentuk perbuatan yang merusak diri dan terhindar dari segala kejahatan mahluk-Nya. Aamiinn Ya Rabbal Alamiin. Semoga bermanfaat. Salam sehat.

Wallahu’alam bishshawab.

(A/R01/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Feature
Indonesia