Kenosha, Wisconsin, MINA – Ayah dari Jacob Blake, warga kulit hitam Amerika tidak bersenjata yang ditembak tujuh kali oleh petugas polisi Wisconsin, membaca Surah Al-Fatiha, surat pertama dalam Al-Quran, untuk putranya.
“Keluarga saya sangat beragam, dan kami tidak hanya mewakili satu hal, beri saya sedikit waktu. Ini untuk putra saya, ” kata ayah Jacob Blake sebelum membaca Al-Quran, Morocco World News melaporkan yang dikutip MINA, Jumat (28/8).
Sang ayah membacakan surat Al-Quran itu sesudah memaparkan bahwa Jacob Blake lumpuh dari pinggang ke bawah akibat penembakan polisi dalam jumpa pers pada Selasa 25 Agustus, dua hari setelah penembakan.
“Mereka menembak anak saya tujuh kali,” ujar ayah Jacob Blake dengan menahan tangis.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Satu hari setelah penembakan, empat organisasi Muslim, termasuk Muslim Advocates di Washington dan American Albanian Islamic Center of Wisconsin, mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam insiden tersebut.
“Sekali lagi, petugas polisi melakukan kekerasan yang mengerikan dan menyebalkan terhadap orang kulit hitam. Hati kami tertuju pada Jacob Blake, yang kami harap selamat dari penembakan ini,” kata pernyataan itu.
Dikutip dari AboutIslam, seorang Imam di Texas, Omar Suleiman, pendiri dan presiden Yaqeen Institute for Islamic Research, mengatakan pembacaan Al-Fatiha oleh Jacob Blake Sr. adalah seruan untuk keadilan dan ksembuhan.
Dalam artikel opini yang diterbitkan oleh Religion News Service, Suleiman menulis, “Tujuh ayat yang tepat untuk tujuh peluru yang ditembakkan ke anaknya.”
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Meskipun mereka yang mendengarkan mungkin tidak mengerti kata-katanya, mereka merasakan kesedihan dalam suara seorang ayah dan teriakan untuk kesembuhan dan keadilan.
Suleiman menambahkan bahwa tidak masalah apakah Jacob Blake Sr. atau Jr. adalah seorang Muslim, menyebut insiden itu sebagai tanda lain dari “dehumanisasi sistematis orang kulit hitam di Amerika, dan insiden kebrutalan polisi yang terus berulang dan tak dapat diperbaiki.”
Insiden penembakan Jacob Blake itu terjadi pada hari Ahad (23/8), ketika polisi menanggapi panggilan 911 tentang perselisihan rumah tangga di Kenosha, Wisconsin.
Pengacara Blake, Benjamin Crump, mengatakan bahwa korban “sedang berusaha meredakan perkelahian antara dua orang lainnya ketika petugas tiba di tempat kejadian”.
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan
Sebuah video yang mendokumentasikan kejadian tersebut menunjukkan petugas polisi berusaha menahan Blake saat dia memasuki mobilnya. Salah satu petugas mencoba menangkapnya dan ketika Blake bersandar di dalam mobilnya, petugas itu menarik senjatanya dan melepaskan setidaknya tujuh tembakan ke punggung Blake. Menurut pengacaranya, empat dari tujuh peluru mengenai Blake.
Penembakan itu memicu gelombang protes serta bentrokan antara pengunjuk rasa dan petugas polisi di kota Kenosha. (T/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Puluhan Anggota Kongres AS Desak Biden Sanksi Dua Menteri Israel