Oleh : Shobariyyah Jamilah, Wartawati Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Memiliki keterbatasan bukan sebuah halangan bagi Ayu Fajar Lestari, 16 tahun. Sudah sejak lama, gadis remaja asal Ponorogo, Jawa Timur ini menjadi penyandang tuna netra.
Namun jangan remehkan semangat Ayu belajar Al-Quran. Sejak usia dua tahun, dia sudah belajar menghafal Alquran.
Ayu dikenal sebagai remaja yang rajin ibadah. Selalu bangun dini hari untuk sholat Tahajud, lalu melaksanakan sholat Shubuh berjamaah. Puasa sunah Senin dan Kamis serta Yaumul Bidd tak pernah terlewatkan.
Baca Juga: Tak Ada Tempat Aman, Pengungsi Sudan di Lebanon Mohon Dievakuasi
Meski tak bisa melihat, Ayu berusaha menghafal Alquran di bawah bimbingan sang nenek. Caranya, Ayu mendengar dengan seksama setiap ayat yang dibacakan neneknya.
Biasanya, Ayu bisa menghafal setelah satu ayat dibacakan sang nenek sebanyak tiga kali. Kecuali jika ayatnya panjang, sang nenek, Siti Zubaidah (65). Sang nenek adalah orang yang belum dapat membaca huruf Arab, jadi Ayu diajarkan dengan menggunakan Alquran latin.
Neneknya terus membimbing Ayu dengan cara membaca ayat sampai lima kali, baru Ayu bisa menghafalnya.
Meskipun dalam kondisi tuna netra, semangat belajar nya untuk membaca dan menghafalkan ayat-ayat Al Qur’an sangat luar biasa. Tak heran, di usianya yang masih belia, gadis kecil ini telah mampu menghafalkan 30 juz Al Qur’an.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Remaja ini sempat putus sekolah selama satu tahun untuk membantu orangtuanya bekerja. Tahun 2014, ia mendapat kesempatan belajar di Panti Asuhan Tunanetra Terpadu Aisyiyah, Ponorogo.
Dari tempat inilah, satu per satu kesempatan terbuka untuk gadis yang dikenal mudah bergaul ini. Di Panti itu bakat Ayu terus diasah dan dikembangkan, bacaan-bacaan Al Qur’annya terus di perbaiki.
Di tangan pembina-pembina panti ‘Aisyiyah, Ayu akhirnya meraih Juara 1 MTQ tingkat Provinsi Jawa Timur. Ayu pun akan mewakili Jawa Timur, di MTQ Nasional di NTB, bulan Agustus mendatang.
Kemampuan Ayu menghafal Alquran tidak lepas dari perjuangan orangtuanya. Sang ayah saban hari mengayuh sepeda sejauh 8 kilometer untuk membeli Alquran agar Ayu bisa menghafalnya.
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Apa yang diusahakan Ayu berbuah manis. Pertengahan 2016 lalu, Ayu dipertemukan dengan Pengasuh Yayasan Daarul Quran Ustaz Yusuf Mansur.
Ustaz Yusuf mengaku kagum dengan kemampuan Ayu yang bisa menghafal 30 juz Alquran meski tuna netra. Ayu kemudian tercatat sebagai salah satu santri peserta Wisuda Akbar 7 di Masjid Istiqlal.
Selain itu, atas izin Allah, Ayu mendapat panggilan ke Tanah Suci, menjalankan ibadah umrah. Dia terpilih sebagai salah satu penerima manfaat program ‘Sedekah Umrah’ persembahan PPPA Daarul Quran.
Tak Berhenti Muraja’ah (Mengulang Hafalan)
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
“Luar biasa sekali, Ayu sering duduk di kursi dekat kamarnya untuk muraja’ah (mengulang) hafalannya,” kata Hanim Maghfirah, pengasuh Ayu di Panti Asuhan Terpadu Aisiah, Ponorogo.
Di Panti Asuhan yang telah berdiri sejak tahun 80-an inilah Ayu tingga bersama 66 santri lainnya diasuh oleh 10 pengasuh yang istiqomah dan sabar mengajarkan nilai-nilai kehidupan kepada santrinya.
“Ayu dapat muraja’ah enam hingga delapan juz perhari. Uniknya, hal itu ia lakukan sambil mencuci, bermain, belajar, aktifitas apa saja, ia sisipi dengan muraja’ah,” kata pengasuh berusia 21 tahun ini saat ditemui di Masjid Istiqlal, Jakarta, pada acara Wisuda Akbar 7.
Ia berharap, masyarakat Indonesia tergugah hatinya, serta termotivasi oleh Ayu – penyandang tunanetra. Seharusnya, orang-orang yang normal dapat mengambil hikmah dari kisah Ayu, serta lebih semangat untuk belajar dan menghafal Alqur’an.
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh
Memang, sosok Ayu yang kini menginjak 16 tahun ini, sangat fenomenal di acara Wisuda Akbar Indonesia Menghafal 7, khususnya wilayah DKI Jalarta. Ia menyentuh qalbu lebih dari 12 ribu jama’ah dengan suara dan kisahnya dalam menghafalkan Alqur’an.
Allah memberikan cobaan berupa kebutaan kepadanya, sejak ia lahir. Namun, di umurnya yang ke dua tahun, ia sudah mulai menghafalkan Alqur’an.
Program ini didedikasikan sebagai bentuk apresiasi kepada para penghafal Alquran yang bersemangat memuliakan Alquran meski dengan segala keterbatasan.
Ayu sendiri telah berangkat umroh bersama Ustaz Yusuf pada 13 Maret 2017. Dia juga didampingi sang nenek dan seorang guru Ayu di Panti Tunanetra Terpadu Aisyiyah Ponorogo.
Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung
Kini, di usianya yang mulai menginjak remaja, Ayu telah berhasil menghafal 30 Juz. Luar biasanya lagi, ia hafal tidak hanya bunyi ayatnya, melainkan, nomor ayat dan surahnya, di luar kepala.
Perjalanan Umrah Ayu
Umrah bagi kebanyakan umat Islam tentu sudah biasa. Tetapi bagi Ayu, tentu menjadi istimewa karena Tapi keterbatasan fisiknya tak menghalanginya dalam menjalankan ibadah umrah.
Dibimbing Ustadz Basri, banyak kisah menarik yang dicatat oleh Ustadzah Aris Ristiani, salah satu pendamping Ayu dari Panti Tunanetra di Ponorogo. Juga ikut mendampingi Ustadzah Hanim Maghfiroh dan Siti Zubaidah, nenek Ayu.
Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel
Hafalan Syeikh Sudais adalah kali pertama didengar Ayu ketika belajar menghafal Alquran. “Ini seperti hadiah dari Allah,” kata Ayu usai shalat berjamaah dengan Imam Syeikh Sudais itu. Seolah Ayu tak percaya, bahwa ia benar-benar sedang bersama imam yang dikaguminya itu.
Ketika thawaf pun, Ayu bisa memegang Rukun Yamani. “Saya bersyukur bisa memegang Rukun Yamani dan berdoa lama di tempat mustajab,” kata Ayu. Risti menambahkan, Ayu juga bisa mendekat ke Hajar Aswad meskipun belum bisa mnyentuhnya karena kondisi yang belum memungkinkan. (T/R13/RS1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Pejuang Palestina Punya Cara Tersendiri Atasi Kamera Pengintai Israel