BACHTIAR NASIR: RAMADHAN MOMENTUM JIHAD HARTA

Ustadz Bachtiar Nasir. (Foto: MINA)
Ustadz Bachtiar Nasir. (Foto: MINA)

Jakarta, 2 1435/30 Juni 2014 (MINA) – Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Bachtiar Nasir mengatakan, Ramadhan merupakan momen tepat bagi umat agar keluar dari jeratan cinta dunia dengan menggelorakan harta untuk memperoleh kehidupan mulia dan terwujudnya bangsa berdaulat.

Menurutnya, selama sebelas bulan banyak umat Islam tersibukkan dengan urusan dunia sehingga menari-nari di atas genderang yang ditabuh syetan.

Maka, orang-orang yang selamat adalah hamba-hamba Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan niat dan tujuan hidupnya ditujukan hanya mengharap keridhaan Allah.

“Sebelas bulan sudah kita rajin mencari dunia. Alangkah meruginya jika di bulan suci Ramadhan kita jadikan untuk kepentingan dunia. Sungguh kita hamba yang tidak tahu dan tidak pandai memenej waktu,” kata Ustadz Bachtiar Nasir saat menyampaikan Tausyiah Tarawih Ramadhan 1435 di Masjid Agung Al-Azhar Jakarta, Senin malam.

Ketua Alumni Saudi Arabia se-Indonesia itu mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi Indonesia saat ini yang sudah mengarahkan pada gaya hidup hedonism dan materialism (serba mewah).

“Pendidikan di sekolah maupun di rumah, tontonan di Televisi, serta gaya hidup pemimpinnya, mengarah pada agama baru yang bernama materialism. Ketika ukuran sukses, terhormat, atau mulia semuanya dinilai dengan harta,” ujarnya.

Pemimpin Ar-Rahman Qur’anic Learning (AQL) Center dan Pesantren Ar-Rahman Qur’anic College (AQC) itu mengingatkan agar di bulan ibadah penuh berkah, umat Islam menjauhi hal-hal yang membuat mereka jauh dari Allah. Bahkan, pekerjaan harian harus diwarnai dengan suasana ibadah.

Syetan tidak pernah rela kita sukses di bulan Ramadhan. Oleh karenanya, selama sebelas bulan syetan membentuk habit (kebiasaan) agar kaum Muslimin gagal mengisi bulan suci Ramadhan dengan rangkaian ibadah secara sempurna.

Bachtiar Nasir menasehatkan tiga hal yang dapat mengobati segala penyakit hedonism dan materialism, merupakan cinta dunia dan gaya hidup serba mewah.

Pertama, mengeluarkan zakat untuk membebaskan dari miskin jiwa dan miskin harta. Kedua, mengeluarkan sedekah untuk membebaskan dari banyak musibah dan membahagiakan hidup.

“Selain zakat fitrah yang sedikit itu dan zakat maal yang wajib dikeluarkan. Juga ada harta yang harus dikeluarkan. Rasulullah bersumpah tidak akan berkurang hartanya seorang hamba gara-gara bersedekah,” tuturnya.

Rezeki di tangan Allah sementara sedekah dihadapannya. Maka bersedekahlah dengan sedekah yang banyak. Setelah itu, buktikan bahwa Allah tidak akan telat membuktikan janji-Nya.

Ketiga, dengan melaksanakan dan menggelorakan semangat berjihad harta agar hidup semakin mulia dan bangsa berdaulat. “Bangsamu bermartabat, jiwamu tidak akan ditindas orang lain jika berani berjihad harta,” tegas Bachtiar Nasir.(L/P02/Syt/P04)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Comments: 0