Baiq Mariah, Jamaah Haji Tertua dari Indonesia

Makkah, MINA – Namanya Mariah Margani Muhammad atau biasa disapa Baiq Mariah. Tubuhnya yang renta mencerminkan usianya yang sudah mencapai . Namun, itu bukan penghalang baginya untuk mengikuti manasik haji bersama jamaah lainnya. Mulai tawaf hingga lontar jumrah dilakoninya secara mandiri.

“Pakai kereta (kursi roda) ya supaya engga capek. Tapi papuq (nenek) menolaknya, dia bilang ‘saya mau jalan saja’,” kata pendamping Baiq Mariah yang bernama Rahmi (53), saat ditemui tim Media Center Haji (MCH) di kamar 812, Hotel Barakat Burhan (308), Senin (28/8). Baiq Mariah dan Rahmi tergabung dalam kloter 10 Embarkasi Lombok (LOP 10).

Menurut keterangan pers Kemenag yang dikutip MINA, Selasa (29/8), kata Rahmi, saat manasik di Lombok, Baiq Mariah tidak mempunyai kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH). Hal ini sempat membuat keluarganya bingung.

“Karena itu kami memasukan ke KBIH kami. Insya Allah dengan mengambil papuq, kita dapat berkah sehat. Dan ketua regu juga setuju,” ujarnya.

Rahmi sendiri tidak tahu kalau usia Baiq Maria sudah 104 tahun. Rahmi mengaku baru tahu setelah tiba di Makkah. “Soalnya selama latihan manasik haji sehat, menolak kursi roda, sangat bersemangat pokoknya,” ujar Rahmi.

Saat diwawancarai, Baiq Mariah hanya tersenyum. Terkadang tertawa dengan menutup mulutnya dengan jilbabnya. Kalau ditanya langsung pun dia hanya mengangguk.

Kondisi ini terbilang lebih baik dibanding sebelumnya. Tiba di Jeddah pada Sabtu (26/8) sore, Papuq awalnya tidak mau tersenyum, bahkan ngotot mau pulang ke Lombok Barat, NTB.

Baiq Mariah sepertinya kaget dengan sambutan yang diterimanya sejak tiba di King Abdul Aziz International Airport (KAAIA), Jeddah, Arab Saudi. Saat di pesawat, Papuq juga sempat mengalami kejadian kurang mengenakan karena air di toilet tumpah. Imbasnya dia tak mau makan.

Tim kesehatan pun turun tangan merawat dan merayunya. Sampai di Makkah, Baiq Mariah lalu dirujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah karena terus berjalan ingin pulang.

Kondisi Baiq Mariah berangsur membaik. Kini dia sudah kembali ke kamar dan sudah mau makan. “Alhamdulillah papuq sudah sadar kalau sedang berada di Makkah untuk berhaji. Sembahyang leq mesigit haram nggeh ya (salat di Masjidil Haram) ya,” imbuhnya pakai bahasa daerah.

“Nanti di Masjidil Haram, tawaf dan sai akan menggunakan jasa kursi roda. Kami dititipi uang Rp8 juta plus living cost SAR1.500 untuk kebutuhan hidupnya selama berhaji,” ujar Rahmi.

Ketua Sektor 3 Masbah Jin, Noor Hamid mengatakan, pihaknya akan memberikan perhatian khusus kepada Baiq Mariah. (R/R05/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Fauziah Al Hakim

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.