Baitut Tamwil Muhammadiyah: Pembiayaan Syariah Berbasis Pertanian Masih Minim

Magelang,  2 Safar 1438/2 November 2016 (MINA) – Manager Batut Tamwil (BTM) Amman Magelang, Putro Prihatmanto mengatakan, pembiayaan syariah berbasis pertanian di Indonesia masih minim.

Namun menurutnya, bagi lembaga mikro keuangan syariah, hal itu tidaklah menjadi soal, karena dengan pembiayaan pertanian ada unsur pemberdayaan bagi masyarakat, ujarnya dalam acara kemitraan antara  Komunitas Bina Tani Makmur dan Pasar Induk Nusantara (PIN)  di kantor BTM Amman Magelang Jawa Tengah, Rabu (2/11).

“Pembiayaan syariah berbasis pertanian selama ini masih minim dilakukan oleh lembaga keuangan syariah. Hal ini tidak lepas dari besarnya tingkat risiko bisnis di sektor pertanian,” katanya.

Lebih lanjut Putro menambahkan, kemitraan dalam pembiayaan pertanian baru kali ini dilakukan oleh BTM dengan operasional berbadan hukum koperasi yang tidak lepas dari besarnya potensi bisnis di sektor pertanian Magelang.

“Selain itu juga BTM melakukan sebagai perwujudan keberpihakannya kepada para petani yang nasibnya selama ini ditentukan oleh para tengkulak dengan pembelian harga produk pertanian di bawah harga standar,” kata Putro.

“Melalui tiga  kerjasama antara PIN, komunitas petani dan BTM kami ingin membangun sinergisitas dalam meningkatkan kesejahteraan para petani,”jelasnya.

Kemudian terkait dengan akad pembiayaan, ia menegaskan, sebenarnya banyak akad-akad yang bisa dikembangkan baik antara BTM Amman dengan PIN begitu juga antara BTM Amman dengan komunitas petani.

Namun dalam pembiayaan bisnis ini, BTM Amman menggunakan akad ba’i Salam yaitu pembelian barang yang diserahkan dikemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Selain akad ba’i Salam kedepan masih banyak akad-akad yang bisa dikembangkan dalam transaksi bisnis pertanian.

Sementara Direktur Utama PIN Sutardi menyambut langkah yang dilakukan oleh BTM Amman Magelang.

Dia berharap dalam kemitraan ini ada langkah konkrit bersama-sama dalam membangun ketahanan pangan secara integratif.

Dalam ikerjasama ini sangat kongkrit bagaimana ketiga pihak sama-sama mengambil peran baik PIN dalam pemasaran produk, BTM Amman perkuatan permodalan dan komunitas petani sebagai produsen produk pertanian.

“Sinergisitas inilah merupakan strategi bersama dalam keberpihakan terhadap produk pertanian kita,”ujar Sutardi.

Sementara Ketua Induk BTM Achmad Suud mengatakan, apa yang dilakukan oleh BTM Amman Magelang merupakan sebuah pilot project  BTM dalam mengembangkan bisnis di sektor pertanian.

Jika pilot project ini berhasil dilakukan dan memiliki dampak ekonomi dan pemberdayaan bagi umat maka konsep bisnis ini akan dikembangkan di seluruh BTM di Indonesia.

Apalagi hal ini selaras dengan program ekonomi yang dilakukan oleh Muhammadiyah dalam membangun kampung-kampung pertanian Muhammadiyah atau AgroMu.

“Jadi sinergisitas program ini sekaligus merupakan studi kami dalam mengembangkan pembiayaan syariah berbasis pertanian,”terangnya. (T/P002/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: kurnia

Editor: Ali Farkhan Tsani

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.