Bamsoet Harap Kerjasama Ekonomi RI-Maroko Terus Ditingkatkan

Bali, MINA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menekankan hubungan bilateral - dalam bidang politik yang selama ini terjalin sangat baik, merupakan modal besar bagi kedua negara untuk meningkatkan kerjasama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya.

Bamsoet saat menerima kunjungan Duta Besar Maroko untuk Indonesia, H.E. Mr. Ouadia Benabdellah, di kediaman pribadinya di Bali, Ahad (27/12), mengatakan, sebagai sahabat, Indonesia ingin berpartisipasi dalam berbagai program pembangunan yang saat ini sedang gencar dilakukan oleh pemerintah Maroko.

Dia menjelaskan, Indonesia terus berbenah diri untuk menjadi pusat produsen dunia. Karenanya, kerjasama ekonomi dengan negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) terus digencarkan, termasuk dengan Maroko.

“Lima puluh tujuh negara anggota OKI, termasuk Maroko, merupakan pasar yang luar biasa besar. Total populasi muslim mencapai sebesar 1,86 miliar jiwa atau sekitar 24,1 persen dari total populasi duni,” jelas Bamsoet.

Kementerian Perdagangan RI mencatat, pada periode Januari-Agustus 2020, kinerja neraca perdagangan Indonesia dengan negara negara OKI menunjukan performa positif dengan mencatatkan surplus sebesar USD 2,46 miliar. Pada periode tersebut, Indonesia mampu ekspor ke negara anggota OKI sebesar USD12,43 miliar.

Dari nilai ekspor tersebut, tiga produk yang tertinggi adalah minyak kelapa sawit (23,88 persen), batu bara (9,56 persen), dan bagian kendaraan bermotor (3,95 persen)

Bamsoet juga menjelaskan, pada BUMN Indonesia, sebagaimana disampaikan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia saat menerima Menteri Luar Negeri Maroko pada Oktober 2019 lalu, sangat ingin berpartisipasi pada proyek pembangunan infrastruktur di Maroko.

“Seperti jalan dan jembatan, proyek rel kereta api dan perumahan. Kita berharap Pemerintah Maroko dapat memberikan berbagai kemudahan,” ujarnya.

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini juga mendorong Maroko meningkatkan investasinya di Indonesia. Khususnya di bidang pariwisata maupun industri motor sport.

“Sejak tahun 2016, Maroko menjadi salah satu tuan rumah Formula E. Di tahun 2021, mereka sempat dilirik FIA untuk menjadi tuan rumah F1. Pengalaman Maroko mengggelar kejuaraan motorsport berskala dunia memang tidak terlalu banyak, namun bukan berarti kita tak bisa bekerjasama. Mereka punya pengalaman, tidak ada salahnya Indonesia belajar dari Maroko,” pungkas Bamsoet.(R/R1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.