Dhaka, MINA – Bangladesh dan Myanmar telah menyetujui sebuah proposal untuk mengoordinasikan pemulangan pengungsi Rohingya, Menteri Luar Negeri Bangladesh A. H. Mahmood Ali mengatakan, Senin (2/10)
Hal itu ia sampaikan kepada wartawan di Ibu Kota Dhaka setelah bertemu dengan Menteri Kantor Penasihat Negara Myanmar Kyaw Tint Swe, World Bulletin yang dikutip MINA melaporkan.
“Kedua belah pihak telah menyetujui sebuah proposal untuk membentuk sebuah kelompok kerja bersama untuk mengkoordinasikan proses pemulangan (warga Rohingya yang berlindung di Bangladesh),” kata Ali.
Bangladesh telah mengusulkan kesepakatan bilateral untuk menyelesaikan proses repatriasi tersebut.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
Ali mengatakan, “Rancangan kesepakatan tersebut telah diserahkan kepada mereka (delegasi Myanmar).” Myanmar dan Bangladesh juga membahas kerja sama keamanan.
Dia mengatakan menteri dalam negeri Bangladesh akan melakukan perjalanan ke Myanmar ‘segera’ karena negara tersebut ingin ‘menyelesaikan masalah ini secara damai’.
Sejak 25 Agustus, sekitar 501.000 orang Rohingya telah menyeberang dari Negara Bagian Rakhine di Myanmar ke Bangladesh, kata PBB pada 28 September.
Para pengungsi tersebut melarikan diri dari operasi militer yang mengarah pada pembantaian etnis Rohingya oleh pasukan keamanan dan gerombolan Buddha radikal yang membunuh pria, wanita, dan anak-anak, serta menjarah rumah dan desa Rohingya.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Menurut Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Hasan Mahmood Ali, sekitar 3.000 orang Rohingya tewas dalam tindakan keras aparat tersebut.
Selain Bangladesh, Turki,Malaysia, dan Indonesia telah berada di garis terdepan memberikan bantuan kepada pengungsi Rohingya, dan Presiden Recep Tayyip Erdogan telah mengangkat isu tersebut di sidang PBB. (T/R11/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu