Bantu Pemulihan Ekonomi, Bappenas Inisiasi Gerakan Desa Rempah

(Foto: Agronet)

Jakarta, MINA – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional ()/ sebagai kementerian yang dipercaya sebagai perencana pembangunan negara menginisiasi gagasan untuk percepatan ekonomi desa tahun 2020 – 2024 dengan menerapkan Gerakan .

Gerakan Desa Rempah terdiri dari tujuh kebijakan yakni Kebijakan Ketahanan Ekonomi, Kebijakan pengembangan Wilayah, Kebijakan SDM, Kebijakan Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan, Kebijakan Infrastruktur, Kebijakan Lingkungan Hidup, serta Kebijakan Polhukhankam dan Pelayanan Publik.

Gerakan tersebut merupakan bagian dari program Bappenas yang telah merumuskan pendekatan Integrated Rural Development atau pembangunan desa terpadu dengan fokus pada Produk Unggulan Desa dan Produk Unggulan Kawasan Desa (Prukades) yang terkait global, nasional digital marketplace.

Sebagaimana keterangan tertulis yang diterima MINA, Ahad (27/9), Gerakan Desa Rempah merupakan salah satu program untuk pembedayaan masyarakat di pedesaan.

Gerakan ini memberikan peluang kepada masyarakat desa agar mulai bercocok tanam, menanam tanaman rempah-rempah untuk meningkatkan perekonomian desa.

Masyarakat dapat memanfaatkan lahan yang ada untuk menanam tanaman seperti jahe, temulawak, kunyit, cengkeh, lada, dan tanaman rempah lainnya. Normalnya, tanaman rempah ini tidak sulit pembudidayaannya, jangka panennya pun tidak membutuhkan waktu yang lama. Selain itu rempah juga dapat di ekspor ke berbagai negara.

Rempah adalah komoditas utama pedesaan yang dapat meningkatkan ketahanan ekonomi terlebih dimasa pandemi Covid-19 ini. Gerakan ini juga mendukung program padat karya tunai yang sedang digencarkan oleh pemerintah.

Pembangunan Desa Rempah ini dapat didampingi pengelolaannya oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Peran BUMDes sendiri dalam terciptanya sebuah Desa Rempah ialah dalam menyelesaikan persoalan lahan, budidaya dan sarana prasarana, pendampingan petani, permodalan, kelembagaan, panen dan pasca panen, produk turunan, dan tata niaga pemasaran.

Semoga gerakan ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga masyarakat desa dapat kembali membangkitkan perekonomian desa dan juga perekonomian nasional.

Sebagian besar masyarakat di bumi ini hidup di pedesaan. Begitupula di Indonesia, sebagian besar masyarakatnya hidup di wilayah pedesaan.

Karakteristik penduduk pedesaan pun memiliki karakteristik sendiri, tentunya berbeda dari karakteristik penduduk di perkotaan. Karakter sosial ekonomi penduduk pedesaan dan sumber daya alam yang mendukungnya pun sangat berbeda.

Di masa pandemi saat ini, perekonomian pedesaan pun mengalami pukulan telak. Perekonomian pedesaan yang seharusnya dapat menjadi penyangga perekonomian di perkotaan juga ikut melemah. Maka dari itu pemerintah berusaha bagaimana caranya agar perekonomian di desa tetap berjalan terus berkembang.(R/R1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.