Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Bappenas: Perubahan Iklim di Indonesia Timbulkan Kerugian

kurnia Editor : Rudi Hendrik - Kamis, 4 Juli 2024 - 16:20 WIB

Kamis, 4 Juli 2024 - 16:20 WIB

24 Views ㅤ

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa. (Foto: ist)

Jakarta, MINA – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan, dampak perubahan iklim di Indonesia berpotensi menimbulkan banyak kerugian.

“Saat ini dunia tengah dilanda tiga krisis lingkungan atau triple planetary crisis,” kata Suharso dalam acara Green Economy Expo di Jakarta Convention Center, Kamis (4/7).

Ia menambahkan, tiga krisis itu adalah perubahan iklim, polusi dan kerusakan lingkungan, serta kehilangan keanekaragaman hayati.

Dampak perubahan iklim di Indonesia berpotensi menimbulkan banyak kerugian,” kata Suharso.

Baca Juga: AWG Gelar Webinar Menulis tentang Baitul Maqdis

Suharso juga mengatakan, perubahan iklim di Indonesia diperkirakan merugikan negara sebesar Rp 544 triliun pada periode 2020-2024.

Lanjut katanya, perubahan iklim dan kerusakan lingkungan ini menyebabkan beberapa wilayah berisiko tenggelam, seperti sebagian wilayah Demak dan Pekalongan karena naiknya permukaan laut.

“Kita saksikan di Pekalongan yang sering kena banjir rob, ada jembatan sudah dibangun ambruk, dibangun lagi ambrol lagi,” katanya.

Begitupun di Kalimantan Selatan, Suharso mengatakan, banjir kerap terjadi di hulu Sungai Barito. Sementara itu, kata dia kekeringan dan krisis air telah melanda di 2.700 hektare lahan pertanian di Indonesia.

Baca Juga: 30 WNI dari Suriah Kembali Dievakuasi ke Indonesia   

Suharso melanjutkan banyaknya polusi, seperti sampah juga menjadi masalah krisis lingkungan saat ini. Dia memperkirakan hampir seluruh tempat pembuangan akhir sampah akan penuh pada 2028.

Tempat pembuangan akhir sampah atau TPA merupakan lokasi akhir penempatan sampah-sampah. Di Indonesia, salah satu yang paling terkenal adalah TPA Bantar Gebang, di Bekasi, Jawa Barat.

 “Pada 2028 diperkirakan hampir seluruh tempat pembuangan akhir sampah akan penuh jika kita tak melakukan apapun,” kata dia.

“Ancaman keanekaragaman hayati juga terus terjadi akibat ketidakseimbangan ekosistem,” tutur Suharso.

Baca Juga: Banjir di Makasar Rendam Rumah Dinas Gubernur dan Kapolda

Karena itu, Suharso mengatakan keadaan triple planetary crisis ini memaksa Indonesia untuk melakukan transformasi. Transformasi itu, kata dia, salah satunya di bidang perekonomian.

“Triple planetary crisis ini memaksa kita untuk melakukan transformasi, strategi transformasi itu telah disusun dalam rangka Rencana Jangka Panjang Nasional 2025-2045,” kata dia. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Angkatan Kedua, Sebanyak 30 WNI dari Suriah Kembali ke Tanah Air

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Ekonomi