Madrid, MINA – Pemerintah Portugal yang baru bekerja sekitar 11 bulan tumbang pada Selasa (11/3) setelah gagal memperoleh cukup suara dalam mosi kepercayaan di parlemen.
Kejatuhan pemerintahan minoritas sayap kanan itu disebabkan oleh dugaan korupsi yang melibatkan Perdana Menteri Luis Montenegro. Anadolu melaporkan.
Peristiwa itu menjadi insiden kedua dalam sejarah Portugal sejak kediktatoran berakhir pada 1974, dimana pemerintahan runtuh akibat ketidakpercayaan parlemen.
Dugaan korupsi terhadap Montenegro dikaitkan dengan bisnis keluarganya, Spinumviva.
Baca Juga: UNICEF: Anak Rohingya Penderita Gizi Akut Meningkat 27 Persen
Dia mendirikan perusahaan itu sebelum memasuki dunia politik, tetapi kepemilikannya kemudian dialihkan ke istri dan dua anaknya setelah dia aktif berpolitik.
Montenegro sebelumnya menghadapi dua mosi tidak percaya: pertama pada 21 Februari oleh partai sayap kanan ekstrem Chega, dan kedua pada 4 Maret oleh Partai Komunis Portugal (PCP).
Untuk mengatasi krisis politik yang melanda pemerintahannya, dia kemudian mengajukan mosi percaya.
Dalam pemungutan suara di parlemen yang beranggotakan 230 orang, pemerintahan Montenegro hanya memperoleh 88 suara mendukung, sementara 142 suara lainnya menolak.
Baca Juga: Uni Afrika: Pemerintahan Paralel di Sudan Ancam Pecah Belah Negara
Setelah pemerintah tumbang, rakyat Portugal akan menghadapi pemilu ketiga dalam tiga tahun terakhir.
Presiden Portugal Marcelo Rebelo de Sousa diperkirakan akan mengumumkan tanggal pemilu dini, kemungkinan 11 atau 18 Mei.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: AS Sambut Baik Kesepakatan Negara Suriah dengan SDF Kurdi