BATAN BERENCANA DIRIKAN REAKTOR DAYA EKSPERIMENTAL DI SERPONG

Ilustrasi Reaktor Nuklit. (Foto: palingaktual.com)
Ilustrasi Nuklit. (Foto: palingaktual.com)

Jakarta, 27 Syawwal 1435/23 Agustus 2014 (MINA) – Badan Tenaga Nuklir Nasional () bersama-sama pemerintah berinisiatif mendirikan Reaktor Daya Eksperimental (RDE) atau Reaktor Daya Non Komersial (RDNK) di Serpong. Tangerang Selatan.

“RDE tersebut didukung oleh banyak pihak, pemerintah, dan sudah dikomunikasikan dengan pihak Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) mau pun International Atomic Energy (IAEA), dalam hal ini Alexander Bychkov yang menangani masalah energi nuklir, dan dia sangat mendukung,” papar Kepala Batan Djarot Sulistio Wisnubroto pada saat acara konperensi pers kunjungan Deputy Director General (DDG),Nuclear Energy, IAEA Alexander Bychkov di Jakarta beberapa waktu lalu.

Menurutnya, lokasi untuk mendirikan RDE tersebut sudah ditetapkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi di Puspitek, Serpong, dan maksimal dayanya 30 Megawathermal, demikian siaran Pers Kominfo yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu.

Tujuan dari RDE tersebut adalah untuk mendemontasikan kepada masyarakat, bahwa melalui RDE ini, PLTN bisa menghasilkan ,meski pun kecil. Kemudian juga dari sisi keselamatan, dan teknologinya juga bisa diperlihatkan. Pihaknya telah memilih teknologi yang paling maju generasi empat.

Di samping itu, RDE itu juga merupakan tahap awal pemanfaatan tenaga nuklir untuk listrik. Reaktor tersebut  tidak hanya untuk listrik, tapi juga bisa merubah air laut menjadi air tawar, mencairkan batu bara, dan lain-lainnya.

“Mudah-mudahan kita mampu meyakinkan kepada pemerintah yang baru, masuk ke RPJMN 2015-2019, sehingga proyek tersebut bisa dibiayai,” harapnya.

Biaya 1,6 triliun rupiah

Ia menambahkan, pihaknya menyadari bahwa Oktober 2014 mendatang sudah ada pemerintah yang baru. “Kita harus menyampaikan kepada pemerintah baru untuk disetujui, karena ini APBN murni, dan untuk membangun ini dibawah ranah Batan, tidak ada swasta yang terklibat, dalam arti membiayai,” ucapnya.

Biayanya sekitar Rp. 1,6 triliun, kalau total sampai selesai program tersebut, dan itu bukan uang Batan, tapi uang rakyat. “Maka kita berupaya supaya pemerintah yang baru dapat menyetujui, karena Bappenas pun sudah memasukkan dalam RPJMN 2015-2019, versi pemerintah saat ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Deputy Director General  (DDG)-Nuclear Energy, IAEA, Alexander Bychkov dalam kesempatan tersebut menyampaikan, pihaknya mendukung pembangunan RDE tersebut, dan akan menyediakan bantuan-bantuan dalam bentuk apa yang harus disediakan oleh IAEA. RDE yang dilakukan oleh IAEA sudah banyak sekali, di antaranya di Yordania, Belarus, dan negara lainnya.(T/R05/R03)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Comments: 0