Paris, 20 Rabi’ul Awwal 1436/11 Januari 2015 (MINA) – Sekira 15 orang berhasil bersembunyi dari para penyerang dengan bantuan karyawan Muslim, dalam aksi penyanderaan di sebuah toko swalayan di Paris, Prancis oleh pria bersenjata, pekan ini, demikian media Prancis melaporkan.
Lassana Bathily (24), pemuda asal Mali ini memandu 15 orang ke tempat yang aman di ruang pembekuan toko swalayan tersebut yang jauh dari pria bersenjata itu. Al-Arabiya melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Saya mengatakan kepada mereka untuk tenang, tidak membuat suara apapun, karena jika mereka mendengar bahwa kami berada di sana, mereka bisa turun dan membunuh kami,” kata Bathily kepada saluran televisi Prancis BMTV.
Situasi penyanderaan berakhir ketika polisi menyerbu gedung dan membunuh penyerang. Empat sandera tewas sebelum pasukan polisi masuk.
Baca Juga: Mengenaskan, Pembakar Al-Qur’an Asal Swedia Ditemukan Tewas di Apartemenya
Saat pengepungan toko berlanjut, Bathily memutuskan untuk melarikan diri melalui lift barang yang sempit di swalayan tersebut.
Dia berniat meminta orang-orang lainnya untuk bergabung dengannya, tetapi mereka khawatir pria bersenjata itu akan mendengar mereka.
Setelah ia keluar dari toko, Bathily menceritakan kepada polisi Prancis tentang situasi di dalam gedung. Dia mula-mula diminta untuk berjalan dengan tangan di belakang kepala sebelum ia dipaksa jongkok di tanah oleh polisi. “Saya jadi agak bingung,” katanya.
Saat pengepungan berakhir, Bathily berkumpul kembali dengan orang-orang yang telah dia sembunyikan di ruang pembekuan. Mereka mengucapkan selamat kepada karyawan toko tersebut. “Mereka menyatakan sangat berterima kasih karena Bathily memiliki ide itu.
Baca Juga: PM Prancis Sebut Elon Musk Sebagai Ancaman Demokrasi
“Saya hanya mengatakan, tidak apa-apa, ini adalah hidup,” tuturnya.
Bathily telah dijuluki Muslim Mali di media sosial. Banyak yang memposting pesan mendukung tindakannya itu. (T/P006/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jerman Tolak Usulan Trump Pindahkan Warga Gaza ke Negara-Negara Tetangga