Jakarta, MINA – Baznas (BAZIS) DKI Jakarta optimis bisa mengumpulkan dana zakat, infak, dan sedekah hingga mencapai Rp 250 miliar pada tahun depan. Jumlah itu meningkat tiga kali lipat dari tahun ini yang diprediksi bisa mencapai Rp 75 miliar.
“Baznas (BAZIS) DKI kan ditopang oleh potongan dari TKD (Tunjangan Kinerja Daerah) DKI. Semua ASN DKI yang Muslim itu diwajibkan dipotong TKD-nya sebesar 2,5 persen. Nah potensi kalau kita kumpulkan itu Rp 15 miliar hingga Rp 20 miliar per bulan. Jadi setahun kira-kira Rp 250 miliar,” kata Ketua Baznas (BAZIS) DKI Jakarta Luthfi Fathullah di Jakarta, Kamis (12/12).
Luthfi mengungkapkan, salah satu alasan mengapa lembaga yang dipimpinnya hanya mampu mengumpulkan dana zakat, infak, dan sedekah sebesar Rp 75 miliar pada 2019 adalah karena sedang dalam proses peleburan antara Baznas Pusat dengan Bazis DKI.
“Baznas (BAZIS) DKI Jakarta itu umurnya baru ya. Ketika perpindahan (dari BAZIS ke Baznas), ada skat di situ. Sempat ada keputusan tidak boleh mengumpulkan yang berlaku cukup lama, dari April hingga Agustus. Itu kita nggak mengumpulkan uang,” katanya.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Luthfi mengaku, Baznas (BAZIS) mendapat dukungan penuh dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Selain mendapat dukungan dari orang nomor satu Jakarta itu, Baznas (BAZIS) DKI juga mendapat dukungan dari semua walikota di Jakarta.
“Jadi Pak Gubernur DKI Jakarta mendukung penuh Baznas (BAZIS) DKI Jakarta. Terlebih penyaluran yang kami lakukan terlihat nyata dampaknya. Sehingga Gubernur DKI melihat hal ini pantas untuk didukung penuh,” katanya.
Kendati sempat tidak bisa mengumpulkan dana, kata Luthfi, Baznas (BAZIS) DKI Jakarta tetap bisa menyalurkan dana zakat, infak, dan sedekah, berupa bedah rumah sebanyak 400 unit di dua kawasan, yakni Kalibaru Jakarta Utara, dan Jagakarsa Jakarta Selatan. (L/R06/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan