Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bekam Bukan Pengobatan Alternatif, Oleh: Imaam Yakhsyallah Mansur

Insaf Muarif Gunawan - Kamis, 18 Februari 2021 - 06:36 WIB

Kamis, 18 Februari 2021 - 06:36 WIB

16 Views

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa salam bersabda:
حَدَّثَنَا يَحيَ بنُ أَيُّوبَ وَقُتَيبَةُ بنُ سَعِيدٍ وَعَلِي بنُ حَجَرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسمَاعِيلُ يَعنُونَ بنُ جَعفَرٍ عَن حَمِيدٍ قَالَ سُئِلَ أَنَسٌ بنُ مَالِكٍ عَن كَسبِ الحَجَّامِ فَقَالَ اِحتَجَمَ رَسُولُ آللّهِ صَلَّى آللّهُ عَلَيهِ وَ سَلَّمَ حَجَمَهُ أَبُو طَيبَةَ فَأَمَرَ لَهُ بِصَاعَينِ مِن طَعَامٍ وَكَلَّمَ أَهلَهُ فَوَضَعُوا عَنهُ مِن خَرَّاجِهِ وَقَالَ : إِنَّ أَفضَلَ مَا تَدَاوَيتُم بِه الحِجَامَةُ أَو هُوَ مِن أَمثَلَ دَوَائِكُم (رَوَاهُ مُسلِمٌ

Bercerita kepada kami Yahya bin Ayub dan Qutaibah bin Sa’id dan Ali bin Hajr, berkata kepada kami Isma’il Ya’nun bin Ja’far, dari Humaid, Ia berkata : Annas bin Malik pernah ditanya tentang pekerjaan membekam, maka Ia berkata : “Rasulullah Shallallahu alaihi wa salam pernah berbekam dan yang membekam beliau adalah Abu Thaibah, beliau memerintahkan agar Abu Thaibah diberi dua sha’ makanan dan berbicara kepada keluarganya, maka mereka membebaskan pajaknya. Kemudian beliau bersabda :” Sebaik-baik obat yang kamu gunakan untuk berobat adalah berbekam atau berbekam adalah obat yang paling baik bagimu.” (HR. Muslim).

Dalam hadits yang lain, Rasulullah Shallallahu alaihi wa salam bersabda, “Hendaklah kalian semua melakukan pengobatan bekam di tengah tengkuk, karena sesungguhnya hal itu merupakan obat dari 72 penyakit,” (HR Thabrani).

Penulis berpendapat, sebagai seorang Muslim, bekam bukanlah sebagai pengobatan alternatif dalam upaya mendapatkan kesembuhan dan pemeliharaan kesehatan, tetapi sebagai pengobatan utama dan pertama karena Rasulullah Shallallahu alaihi wa salam sebagai suri tauladan memberikan anjuran dan praktik berbekam. Selain sabda beliau tentang hijamah (bekam) dalam hadits di atas, hadist serupa yang terdapat dalam “Sembilan Kitab Hadits (Kutubut Tis’ah) berjumlah sekitar 95 hadits.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Saat ini, penulis merasakan manfaat bekam yang luar biasa untuk penyembuhan dan proses pemulihan kesehatan setelah beberapa hari yang lalu di rumah sakit akibat kelelahan dan Covid-19. Dengan berbekam, badan menjadi lebih bugar, nafsu makan dan tekanan darah kembali normal.

Manfaat Bekam

Praktisi bekam asal Gaya Baru, Lampung, Sido Waluyo menganalogikan, prinsip bekam itu seperti thararah (bersuci). Jika suatu barang yang terkena najis, maka harus disucikan dengan dibasuh atau dicuci. Sementara untuk harta, cara menyucikannya adalah dengan zakat dan sedekah, maka darah yang kotor dengan racun (toksin) disucikannya dengan berbekam.

Secara garis besar, fungsi darah adalah sebagai transportasi (pengangkutan nutrisi, oksigen dan hormon ke sel), regulasi (pengatur dan penyeimbang suhu tubuh), serta proteksi (perlindungan terhadap virus dan bakteri). Dengan demikian jika ada sampah atau racun dalam darah yang yang menumpuk dan menyumbat pembuluh darah akan dapat dikeluarkan dari tubuh dengan bekam sehingga sirkulasi darah dan metabolisme tubuh bisa kembali lancar.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Aiman bin Abdul Fattah dalam bukunya berjudul: “Keajaiban Thibbun Nabawi: Bukti Ilmiah dan Rahasia Kesembuhan dalam Metode Pengobatan Nabawi,” menjelaskan, manfaat bekam antara lain: menguatkan unsur-unsur sistem kekebalan tubuh, membuang sel-sel darah merah yang rusak dan darah yang tidak dibutuhkan lagi, mempertahankan zat besi yang ada dalam tubuh, dan mendorong kembali aktifnya seluruh kinerja sistem dan organ tubuh.

Dalam rubrik konsultasi kesehatan, Sehatqu.com dijelaskan juga beberapa manfaat dari bekam, di antaranya:
Membuang Racun, Angin, dan Kolesterol
Bekam bisa untuk membuang racun, angin dan kolesterol berkumpul di darah pada lapisan kulit yang sering menjadi penyebab penyakit. Racun, angin, dan kolesterol akan ditarik ke luar dengan cara menyedot darah kotor yang berada di pembuluh kapiler.

Melancarkan Peredaran Darah
Bekam bisa membuat peredaran darah menjadi lancar. Penyedotan darah kotor yang memiliki dampak pada peningkatan aliran darah sehingga membuat pembuluh darah menjadi lebih kuat. Darah yang tersumbat pun menjadi lancar.

Mengatasi Kelelahan
Jika seseorang mengalami kelelahan, biasanya orang tersebut akan melakukan pijat untuk menghilangkan rasa lelah di badannya. Namun, selain pijatan, ternyata bekam bisa mengatasi kelelahan. Kelelahan yang diakibatkan oleh syaraf-syaraf yang kaku akan diredakan dengan terapi bekam. Tentunya dibarengi dengan pola istirahat yang cukup.

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Thomas W. Anderson, penulis buku berjudul “100 Diseases Treated by Cupping Methode” menyebutkan beberapa penyakit yang bisa disembuhkan dengan terapi bekam adalah; Hipertensi, hiperuricemia (Gout/Pirai), hiperkolesterolemia, stroke, parkinson, epilepsy, migrain, vertigo, gagal ginjal, varises, wasir (hemoroid), dan semua keluhan sakit (rematik, ischialgia/sciatica, nyeri pinggang bawah), penyakit darah (leukemia, thalasemia), tinnitus, asma, alergi, penyakit sistim imun (SLE, HIV), infeksi (Hepatitis, elefantiasis), Glaukoma, Insomnia, enuresis/mengompol, mania, skizofren dan trans (gangguan sihir/jin), dll. Begitu juga bekam untuk kesuburan (fertilitas) dan kecantikan (menghilangkan jerawat, komedo, vitiligo, menurunkan berat badan, dan lainnya.

Bekam pada Zaman Klasik

Metode bekam sudah dipakai dalam disiplin ilmu kedokteran, baik klasik maupun modern. Dalam bahasa Arab, bekam disebut dengan hijamah, dalam bahasa Inggris disebut cupping blood. Dalam bahasa Jawa, bekam disebut cantuk atau kop. Di Sumbawa dan sekitarnya disebut tangkik atau batangkik. Dalam bahasa Mandarin disebut Pa Hou Kuan/ Jiao Fa.
Dalam buku berjudul “Bekam, Mukjizat Pengobatan Nabi SAW” ditulis oleh Dr. Aiman Al-Husaini dijelaskan, Pada zaman China kuno, praktik bekam sudah dilakukan oleh seorang herbalis (peramu obat) bernama Xi Hung (341-281 SM). Ia melakukan praktik penyedotan darah dengan melukai bagian tubuh yang dituju, kemudian menyedot darah dengan alat dari tanduk binatang banteng atau sapi. Ia menggunakan cara ini juga untuk menghilangkan penyakit bisul dan koreng. Sedangkan di masa Dinasti Tang (618-907 M, bekam dipakai untuk mengobati TBC.

Sementara di Eropa, praktik pembuangan darah melalui metode bekam juga sudah dilakukan oleh orang-orang Romawi, Yunani, Byzantium dan Italia. Hippocrates (460-377 SM), Celsus (53 SM-7 M), Aulus Cornelius Galen (200-300 M) adalah tokoh-tokoh mempopulerkan metode penyedotan darah tersebut. Namun, pada waktu itu, jumlah darah yang keluar cukup banyak, sehingga tidak jarang pasien mengalami pingsan. Cara ini juga sering digunakan oleh orang oleh para rahib dalam memelihara kesehatannya.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Di Yunani, seseorang dokter yang dijuluki “Bapak Kedokteran”, yaitu Hiprokratos (460-377 SM) meyakini bahwa penyedotan sejumlah darah tertentu dapat membantu keseimbangan tubuh dan kesembuhan. Diantara dokter yang meyakini kebenaran teori Hippokratos adalah dokter Galenos (200-300 M) yang menjadi dokter pribadi keluarga kerajaan Romawi. Galenos adalah pakar ilmu antomi tubuh.

Bekam juga terkenal pada zaman Mesir kuno. Para pedagang yang menempuh perjalanan jauh dan melelahkan, mereka melakukan bekam untuk menjaga kondisi tubuh mereka tetap bugar.

Bekam di Abad Modern

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka alat yang digunakan untuk berbekam mulai berkembang, tidak lagi menggunakan tanduk kerbau dan sapi, tapi sekarang telah menggunakan alat modern yaitu gelas-gelas kaca.

Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?

Inovasi selanjutnya, dibuatlah model gelas yang lebih canggih yang dilengkapi dengan pompa tangan untuk menyedot udara, dilengkapi dengan keran untuk menutup. Keran tersebut dapat dibuka kembali setelah operasi bekam selesai agar udara dapat mengalir keluar, hingga gelas dapat dilepas dari badan dengan mudah. Setelah itu muncul gelas yang dilengkapi dengan pompa listrik untuk membuat penghampaan udara.

Sementara itu, pisau yang dahulu menjadi alat untuk menyayat permukaan kulit, seiring berkembangnya inovasi bekam, saat ini menggunakan jarum khusus dengan bentuk seperti pena (pen lancet) berukuran sangat kecil, yakni 21G dan 23G.

Bekam ini menjadi perhatian besar di Negara Eropa dan Amerika. Terapi bekam ini cukup populer diantaranya pada perguruan tinggi dan akademi yang mengajarkan kurikulum pengobatan alternatif dan pengobatan pelengkap serta di banyak pengobatan dengan berbagai sarananya.

Buku “The connective Tissue as The Phisical Medium fir Conduction of healing 61 Energy in Cupping Therapeutic Method” ditulis oleh Kohler D (1990) menjelaskan bekam merupakan salah satu cara untuk mendapatkan kesembuhan dari berbagai penyakit.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Metode bekam (Cupping Therapy) juga dipraktikkan oleh para dokter di Barat. Beberapa dokter yang melakukan praktik bekam diantaranya adalah:
1. Dr. Nishi Joshi (Inggris) menggunakan akupuntur dan bekam untuk menangani pasien kanker payudara dari artis Kylie Minogue, Cate Blanchett dan Kate Moss.
2. Dr. Petra Zizenbacher (Austria) menerapkan metode bekam dan Lintah (Leech Therapy). Salah satu pasien langganannya adalah artis Demi Moore dan Gwyneth Paltrow sebagaimana Britney Spears yang juga pernah dibekam.

Guru besar Fakultas Kedokteran Lincoln University College, Malaysia yang juga menjadi penasihat International Diabetic Federation, Prof Dr Ab Aziz Al-Safi menggunakan metode pengobatan berbasis pendekatan syariat agama Islam kepada para pasiennya.

Terapi sehat ala Rasulullah yaitu dengan melakukan amalan sunnah seperti berbekam dan berpuasa,” katanya dalam sebuah wawancara dengan MINA pada Februari 2019 lalu saat ia berkunjung ke Lampung.

Beberapa hasil penulisan Prof. Abd Aziz telah diterbitkan dalam buku diantaranya berjudul “Rawatan Diabetes,” “Sains Bekam,” dan “Blood Cupping Therapy.”

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

Dalam penelitiannya tentang efek bekam, ia mengatakan: “Seorang yang menderita sakit batu ginjal stadium 4, dan 5, divonis tidak ada harapan hidup lebih lama. Tetapi dengan bekam ini, Alhamdulillah bisa pulih. Nah itu kehebatan dari sunnah Rasulullah,” ujarnya. (A/R8/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Dunia Islam
Indonesia
Indonesia