DALAM Islam, bekerja bukan sekadar aktivitas mencari nafkah, tetapi juga bentuk ibadah yang bernilai pahala jika dilakukan dengan niat yang benar dan cara yang halal. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Dan katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin…’” (Qs. At-Taubah: 105).
Ayat ini menegaskan pentingnya usaha manusia dalam bekerja, dengan tetap memperhatikan aspek kehalalan dan profesionalisme. Ilmu pengetahuan modern juga menekankan bahwa bekerja sesuai dengan keahlian akan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan individu maupun masyarakat.
Pentingnya Bekerja Sesuai Keahlian
Setiap individu memiliki potensi dan keahlian yang unik. Dalam dunia kerja, seseorang yang bekerja sesuai dengan kompetensinya akan lebih produktif, merasa puas, dan mampu memberikan kontribusi yang maksimal. Dari perspektif syari’at, bekerja sesuai keahlian juga merupakan bentuk amanah, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.” (HR. Bukhari).
Baca Juga: Siklus Ramadhan
Hadis ini mengajarkan bahwa penempatan seseorang dalam bidang yang tidak sesuai dengan keahliannya dapat berakibat buruk, baik bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan.
Islam sangat menganjurkan profesionalisme dalam bekerja. Hal ini mencakup kejujuran, tanggung jawab, serta komitmen terhadap kualitas. Dalam sebuah hadis, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila bekerja, ia menyempurnakan pekerjaannya.” (HR. Thabrani).
Profesionalisme bukan hanya tentang keterampilan teknis, tetapi juga mencakup etika kerja, seperti integritas, kedisiplinan, dan keikhlasan dalam menjalankan tugas.
Bekerja sesuai dengan keahlian memberikan banyak manfaat, baik bagi individu maupun masyarakat, di antaranya, pertama, Efisiensi dan Produktivitas – Seseorang yang ahli di bidangnya akan lebih cepat dan tepat dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Baca Juga: Perluas Pembiayaan Syariah untuk UMKM, PIP Gandeng KNEKS
Kedua, Kepuasan Kerja – Bekerja dalam bidang yang dikuasai cenderung lebih menyenangkan dan memberikan rasa pencapaian. Ketiga, Peningkatan Kualitas Produk atau Layanan – Ketika seseorang memahami pekerjaannya dengan baik, hasil kerja yang dihasilkan lebih berkualitas.
Keempat, Keberkahan dalam Penghasilan – Pekerjaan yang halal dan dilakukan dengan niat baik akan membawa keberkahan dalam rezeki.
Kewajiban Menuntut Ilmu sebagai Bekal Bekerja
Islam mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu sebagai modal dalam bekerja. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah).
Baca Juga: 15 Manfaat Jika Umat Dalam Jama’ah Melek Literasi
Ilmu yang dimaksud mencakup ilmu agama maupun ilmu duniawi yang bermanfaat. Dengan ilmu, seseorang dapat bekerja secara profesional dan memberikan manfaat yang lebih luas.
Seorang Muslim harus memiliki tanggung jawab dalam pekerjaannya. Dalam Islam, bekerja tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk kemaslahatan umat. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan.” (Qs. Asy-Syu’ara: 183).
Ayat ini menegaskan bahwa dalam bekerja, seseorang harus menjaga etika dan tidak melakukan kecurangan atau kezaliman. Islam sangat menekankan pentingnya bekerja secara halal. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik.” (HR. Muslim).
Bekerja di bidang yang haram atau dengan cara yang curang akan menghilangkan keberkahan rezeki. Oleh karena itu, seorang Muslim harus memastikan bahwa sumber penghasilannya halal dan thayyib (baik).
Baca Juga: Jaga Kebersihan Mobil dengan 7 Peralatan Berikut Ini!
Meskipun bekerja merupakan kewajiban, seorang Muslim harus menjaga keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia…” (Qs. Al-Qasas: 77).
Bekerja tidak boleh membuat seseorang lalai dari ibadah dan tanggung jawabnya kepada Allah. Oleh karena itu, penting untuk mengatur waktu agar tetap bisa menjalankan kewajiban agama dengan baik.
Etos Kerja Islami sebagai Landasan Kesuksesan
Etos kerja dalam Islam mencakup kejujuran, keikhlasan, disiplin, dan kerja keras. Dalam sejarah Islam, banyak contoh teladan yang menunjukkan pentingnya etos kerja, seperti kisah para sahabat yang menjadi pedagang sukses karena kejujuran dan kerja keras mereka.
Baca Juga: Blind Spot Kehidupan, Kesalahan yang Sering Tak Disadari
Kesuksesan bukan hanya diukur dari segi materi, tetapi juga dari manfaat yang diberikan kepada orang lain. Sebagaimana hadis Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad).
Islam juga melarang sikap malas dan bergantung pada orang lain tanpa usaha. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.” (HR. Bukhari – Muslim).
Hadis ini mengajarkan bahwa bekerja dan berusaha sendiri lebih baik daripada mengandalkan bantuan orang lain tanpa ikhtiar. Oleh karena itu, setiap Muslim harus berusaha mandiri dalam mencari nafkah.
Jika setiap individu bekerja sesuai dengan keahliannya dan memiliki etos kerja yang baik, maka masyarakat akan menjadi lebih produktif dan sejahtera. Negara-negara yang maju adalah mereka yang memanfaatkan sumber daya manusianya secara optimal. Dalam Islam, pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial sangat dianjurkan, selama dilakukan dengan cara yang halal dan adil.
Baca Juga: 10 Rahasia Sukses Hidup yang Jarang Diketahui, Nomor 4 Ampuh!
Bekerja sesuai dengan keahlian merupakan ajaran Islam yang memiliki dampak positif bagi individu dan masyarakat. Dengan bekerja secara profesional, bertanggung jawab, dan berlandaskan kehalalan, seseorang tidak hanya mendapatkan manfaat duniawi, tetapi juga pahala di akhirat.
Islam menekankan pentingnya keseimbangan antara dunia dan akhirat, serta mendorong umatnya untuk bekerja keras, jujur, dan amanah dalam mencari nafkah. Oleh karena itu, seorang Muslim harus terus meningkatkan ilmunya dan mengembangkan keterampilannya agar dapat bekerja secara maksimal sesuai dengan tuntunan syari’at.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Konferensi Keuangan Islam di Jakarta Soroti Pentingnya Konsep Halal dan Thayyib