Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa

Ali Farkhan Tsani - 4 menit yang lalu

4 menit yang lalu

3 Views

Oleh Ali Farkhan Tsani, Duta Al-Quds Internasional

Allah telah mengingatkan kita tentang kewajiban kita berjuang mempertahankan masjid sebagai tempat menyembah Allah, tempat berdzikir menyebut nama-Nya. Allah mengingatkan kita melalui ayat-Nya:

وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن مَّنَعَ مَسَـٰجِدَ ٱللَّهِ أَن يُذۡكَرَ فِيہَا ٱسۡمُهُ ۥ وَسَعَىٰ فِى خَرَابِهَآ‌ۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ مَا كَانَ لَهُمۡ أَن يَدۡخُلُوهَآ إِلَّا خَآٮِٕفِينَ‌ۚ لَهُمۡ فِى ٱلدُّنۡيَا خِزۡىٌ۬ وَلَهُمۡ فِى ٱلۡأَخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬

Artinya : “Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (masjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat“. (QS Al-Baqarah [2]: 114).

Berkaitan dengan ayat ini, di dalam Tafsir Kementerian Agama RI dijelaskan, di antara tindakan orang-orang yang paling dzalim adalah menghalang-halangi orang menyebut nama Allah, shalat, dzikir, i’tikaf, belajar ilmu di dalam masjid-masjid-Nya. Termasuk tindakan hendak merobohkan masjid-masjid Allah, menghalang-halangi pendirian masjid, merusak masjid, dan menghadang orang-orang yang hendak beribadah di dalamnya. Perbuatan semacam itu merupakan perbuatan dzalim, karena mengakibatkan hilangnya syiar agama Allah.

Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati

Pada akhir ayat tersebut, Allah mengancam orang-orang yang melakukan tindakan-tindakan di atas dengan kehinaan di dunia dan azab yang pedih di akhirat. Kehinaan di dunia bisa berupa malapetaka, kehancuran dan segala macam kehinaan. Sedangkan azab di akhirat hanya Allah yang lebih mengetahuinya.

Perbuatan dzalim menghalang-halangi orang-orang Islam beribadah di Masjidil Aqsa, inilah yang saat ini dan sejak puluhan tahun lalu, dilakukan oleh para pemukim Yahudi dan pasukan pendudukan Israel.

Mereka dengan klaim memiliki peninggalan kuil pemujaan, melakukan ritual Talmud, dan kemudian melakukan aksi-aksi provokatif, seperti pawai bendera pekan lalu. Bahkan mereka berencana merobohkan Masjidil Aqsa untuk mereka ganti dengan tempat pemujaan mereka.

Bukan hanya Masjidil Aqsa yang mereka nodai dan coba rebut. Bahkan mereka dengan kekuatan senjatanya sudah mengambil alih sebagian Masjid Ibrahimi di Hebron, untuk pemujaan ritual mereka. Bukan hanya Masjidil Aqsa dan Masjid Ibrahim, termasuk masjid-masjid lainnya di wilayah pendudukan, di Palestina. Bahkan gereja, tempat peribadatan umat Kristiani pun mereka coba kuasai.

Baca Juga: Menjaga Akidah di Era Digital

Padahal, berdasarkan pengalaman dan perjalanan sejarah perjuangan Islam, masjid-masjid Allah bukanlah sekedar tempat berdzikir dan shalat. Namun juga tempat paling efektif dan sering untuk berkumpulnya kaum Muslimin. Paling tidak lima kali dalam sehari semalam umat Islam bertemu dan berkumpul di masjid untuk shalat berjama’ah. Karena itu, masjid juga merupakan sentral perjuangan umat Islam.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memberikan komando perjuangan di jalan Allah, dikumandangkan dari Masjid Nabawi di Madinah. Rasulullah juga memberangkatkan delegasi-delegasi utusannya dari masjid. Serta berbagai kegiatan sosial, pendidikan, pelatihan dan syiar lainnya.

Perkembangan peradaban Islam di dunia, perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan Islam, pun bermula dan berpusat dari masjid. Sebut saja kemasyhuran Masjid Al-Azhar di Kairo, Mesir, yang dibangun sejak 970-972 M. Bermula dari masjid inilah kemudian melahirkan Universitas Al-Azhar, yang dikenal sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan tingkat dunia. Bukan hanya ilmu-ilmu keislaman, tetapi juga yang bersifat umum seperti kedokteran, teknik dan komunikasi.

Selain dari itu, menjadi kewajiban kita untuk memakmurkan masjid, sebagai tanda keimanan kita kepada Allah. Sebagaimana Allah sebutkan di dalam ayat:

Baca Juga: Amerika itu Negara Para Pendatang!

اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ 

Artinya: “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS At-Taubah [9]: 18).

Ayat ini menjelaskan tentang orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan berserah diri kepada-Nya serta percaya akan datangnya hari akhirat tempat pembalasan segala amal perbuatan. Mereka juga adalah orang-orang yang melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapa pun selain kepada Allah.

Terlebih ini dalam upaya memakmurkan Masjidil Aqsa, masjid suci ketiga yang paling utama dalam Islam, setelah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Baca Juga: Indonesia, Pohon Palma, dan Kemakmuran Negara OKI

Terkait memakmurkan Masjidil Aqsa ini, di dalam hadits lain dikatakan:

عَنْ مَيْمُونَةَ مَوْلَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَفْتِنَا فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ فَقَالَ أَرْضُ الْمَنْشَرِ والْمَحْشَرِ إَيتُوهُ فَصَلُّوا فِيهِ فَإِنَّ صَلَاةً فِيهِ كَأَلْفِ صَلَاةٍ قَالَتْ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ نُطِقْ أَنْ نَتَحَمَلَ إِلَيْهِ أَوْ نَأْتِيَهُ؟ قَالَ  فَأَهْدِينَ إِلَيْهِ زَيْتًا يُسْرَجُ فِيهِ فَإِنَّ مَنْ أَهْدَى لَهُ كَانَ كَمَنْ صَلَّى فِيهِ

Artinya: “Dari Maimunah pembantu Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Ya Nabi Allah, berikan fatwa kepadaku tentang Baitul Maqdis.” Nabi menjawab, “Tempat dikumpulkanya dan disebarkannya (manusia). Maka datangilah ia dan shalatlah di dalamnya. Karena shalat di dalamnya seperti shalat 1.000 rakaat di selainnya.” Maimunah bertanya lagi, “Bagaimana jika aku tidak bisa. “Maka berikanlah minyak untuk penerangannya. Barangsiapa yang memberikannya, maka seolah-olah ia telah mendatanginya.” (HR Ahmad).

Ya, kewajiban ‘mengirimkan minyak’ agar menjadi penerang Masjidil Aqsa, sebuah kewajiban sepanjang masa. Tentu bukan sekedar mengirim ‘minyak’ dalam arti harfiah. Sebuah perjuangan pembebasan Masjidil Al-Aqsa milik umat Islam secara keseluruhan, melalui berbagai upaya, baik harta, ilmu, tulisan, lisan, buku, pengibaran bendera, longmarch hingga jiwa dan raga.

Baca Juga: Kemenangan Trump dan Harapan Komunitas Muslim Amerika

Adapun secara keseluruhan, warga dan tanah Palestina masih dalam keadaan terjajah oleh pendudukan Zionis. Palestina menjadi satu-satunya megara yang masih dalam penjajahan pada abad modern yang katanya menghormati hak asasi manusia saat ini. Karena itu, bagi kita kaum Muslimin, maka menjadi kewajiban dan tanggung jawab kita bersama untuk membantu saudara-saudara kita yang terdzalimi.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengingatkan kita di dalam sabdanya:

مَا مِنْ امْرِئٍ يَخْذُلُ امْرَأً مُسْلِمًا فِي مَوْضِعٍ تُنْتَهَكُ فِيهِ حُرْمَتُهُ وَيُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ إِلَّا خَذَلَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ فِيهِ نُصْرَتَهُ. وَمَا مِنْ امْرِئٍ يَنْصُرُ مُسْلِمًا فِي مَوْضِعٍ يُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ وَيُنْتَهَكُ فِيهِ مِنْ حُرْمَتِهِ إِلَّا نَصَرَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ نُصْرَتَه

Artinya : “Tidaklah seseorang yang membiarkan seorang Muslim di tempat di mana kehormatannya dilanggar dan dilecehkan, kecuali Allah akan membiarkannya di tempat yang ia menginginkan pertolongan-Nya di sana. Tidaklah seseorang menolong seorang Muslim di tempat yang kehormatannya dilanggar kecuali Allah akan menolongnya di tempat yang menginginkan ditolong oleh-Nya,” (HR Abu Dawud dan Ahmad).

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-6] Tentang Halal dan Haram

Termasuk kewajiban kita adalah menolong saudara-saudara kita yang masih tertawan, seperti masih banyaknya para tahanan warga Palestian di penjara-penjara pendudukan Israel, baik laki-laki, perempuan, orang tua hingga anak-anak.

Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengingatkan di dalam sebuah hadits:

فُكُّوا الْعَانِيَ وَأَطْعِمُوا الْجَائِعَ، وَعُودُوا الْمَرِيضَ

Artinya : “Bebaskan orang yang sedang tertawan, berikanlah makan kepada orang yang sedang kelaparan, dan jenguklah orang sedang sakit”. (HR Bukhari).

Baca Juga: Perlindungan terhadap Jurnalis di Gaza

Kita umat Islam tidak boleh merasa rendah diri, merasa lemah dan tak berdaya, apapun kekurangan kita. Apalagi putus asa dari musuh-musuh Islam. Sebab akan selalu ada orang-orang yang menjadi pembela kebenaran. Selama masih ada jiwa iman dan Islam, selama masih berkalimat tauhid Laa Ilaaha Illallaah.

Itulah kelompok umat yang selalu optimis dan tetap istiqamah memperjuangkan al-haq. Seperti disebutkan di dalam sebuah hadits:

لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ

Artinya: “Senantiasa ada sekelompok ummatku yang dimenangkan atas kebenaran, tak akan membahayakannya orang yang memusuhinya hingga hari Kiamat, sedangkan mereka tetap seperti itu.” (HR Muslim).

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah

Berarti memang akan selalu ada kelompok (thaifah) dari kaum Muslimin yang selalu berjihad dalam al-haq (kebenaran). Mereka tidak takut akan bahaya yang mengintai dirinya dan keluarganya, serta tidak takut akan ancaman musuh-musuhnya. Sebab mereka amat yakin bahwa mereka berjuang untuk dan karena Allah. Sehingga dengan demikian Allah adalah pelindungnya. Maka tatkala Allah menjadi pelindungnya, maka semua bahaya dan ancaman itu tidak masalah.

Termasuk kelompok yang menjadikan Al-Aqsa sebagai prioritas perjuangan dari berbagai aspek dan lini kehidupan.Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyebutkan:

لاَ تَزَالُ طَاِئفَةٌ مِنْ أُمَّتِيْ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِيْنَ لِعَدُوِّهِمْ قَاهِرِيْنَ.لاَيَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ إِلاَّ مَا أَصَابَهُمْ مِنَ اْلأَوَاءِ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ كَذَالِكَ.قَالُوْا : ياَ رَسُوْلَ اللهِ وَأَيْنَ هُمْ؟ قَالَ: بَيْتُ الْمُقَدَّسِ وَأَكْنَافِ بَيْتِ الْمُقَدَّسِ

Artinya: “Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku kelompok yang selalu menolong kebenaran atas musuh mereka, orang-orang yang yang menyelisihi mereka tidak akan membuat mereka goyah kecuali orang yang tertimpa cobaan, sampai datang kepada mereka janji Allah Azza wa Jalla. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah di manakah mereka?” Beliau menjawab, “Baitul Maqdis dan sekitar Baitul Maqdis.” (HR Ahmad).

Baca Juga: Bukan Sekadar Pencari Nafkah: Inilah Peran Besar Ayah dalam Islam yang Sering Terlupakan!

Merekalah para pejuang yang memuliakan, mempertahankan, menjaga dan mengawal Masjid Al-Aqsa di kawasan negeri yang penuh berkah.

Adapun selanjutnya, perjuangan pembebasan Masjidil Aqsa dan Palestina akan efektif tercapai jika umat Islam bersatu karena Allah, baik internal di Palestina sendiri maupun seluruh kaum Muslimin di dunia internasional. Landasan persatuan dan kesatuan umat Islam inilah kekuatan ajaran Islam selain pada aqidah tauhidullah, yakni berupa seruan kepada umatnya untuk menjaga persatuan di antara umat Islam berdasarkan ukhuwah Islamiah kal jasadil wahid .

Allah menegaskan di dalam ayat:

وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعً۬ا وَلَا تَفَرَّقُواْ‌ۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءً۬ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦۤ إِخۡوَٲنً۬ا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٍ۬ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡہَا‌ۗ كَذَٲلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَـٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَہۡتَدُونَ

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-4 ] Proses Penciptaan Manusia dan Takdir dalam Lauhul Mahfuzh

Artinya: “Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali Allah (agama Islam) dengan berjama’ah dan janganlah kamu bercerai-berai dan kenanglah nikmat Allah kepada kamu ketika kamu bermusuh-musuhan (semasa jahiliah dahulu), lalu Allah menyatukan di antara hati kamu (sehingga kamu bersatu-padu dengan nikmat Islam), maka menjadilah kamu dengan nikmat Allah itu orang-orang Islam yang bersaudara dan kamu dahulu telah berada di tepi jurang Neraka (disebabkan kekufuran kamu semasa jahiliah), lalu Allah selamatkan kamu dari Neraka itu (disebabkan nikmat Islam juga). Demikianlah Allah menjelaskan kepada kamu ayat-ayat keterangan-Nya, supaya kamu mendapat petunjuk hidayah-Nya”. (QS Ali Imran/3: 103).

Semoga kita kaum Muslimin terus tergerak tanpa lelah untuk berdoa, memikirkan dan berupaya untuk membela Masjidil Aqsa, dan seluruh kawasan negeri penuh berkah, dan saudara-saudara kita di Palestina serta kawasan Muslimin lainnya, semata-mata karena mengharap ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Serta semoga Allah mempersatukan negeri-negeri Muslim, para tokoh, pimpinan dan umat Muslimin demi kejayaan Islam wal Muslimin. Aamiin yaa robbal ‘aalamiin. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MINA Millenia
Kolom
MINA Preneur
MINA Health