Islamabad, MINA – Sedikitnya 46 orang tewas dan 200 lainnya luka-luka akibat bentrokan antarsuku di distrik Kurram, Pakistan. Perang antarsuku itu telah berhenti menyusul pertemuan antara pihak berwenang dan para tetua suku.
Media Al-Jazeera pada Sabtu (3/8/) melaporkan, pertemuan para tetua suku, bersama dengan pejabat sipil dan keamanan, telah dilakukan di Parachinar, kota utama di distrik Kurram.
Mereka mengadakan pertemuan selama berjam-jam pada hari Rabu (31/8), setelah itu gencatan senjata disepakati oleh semua pemangku kepentingan hingga tanggal 5 Oktober mendatang.
Misionaris Kurram, Mehsud mengatakan, tidak ada korban jiwa sejak saat itu dan pemerintah yakin akan mencapai resolusi untuk mengakhiri konflik.
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
“Sayangnya, ini adalah sengketa tanah yang sedang berlangsung di wilayah tersebut dan telah menyebabkan pertempuran di masa lalu. Namun, kami yakin bahwa kami dapat mengakhirinya kali ini,” kata Mehsud kepada awak media.
Perlu diketahui, Kurram adalah daerah pegunungan yang berbatasan panjang dengan Afghanistan di provinsi barat laut Khyber Pakhtunkhwa, yang menjadi rumah bagi sekitar 700.000 orang, yang lebih dari 42 persennya adalah komunitas Syiah.
Kota ini lebih dekat dengan ibu kota Afghanistan, Kabul, dibandingkan kota besar mana pun di Pakistan, tetapi juga berbatasan dengan provinsi Khost, Paktia, Logar, dan Nangarhar di Afghanistan, yang dianggap sebagai surga bagi kelompok bersenjata anti-Syiah seperti ISIL (ISIS) dan Taliban Pakistan (TTP).
Daerah ini memiliki sejarah konflik sektarian antara kelompok mayoritas Syiah dan Sunni dan juga menghadapi militansi selama dekade terakhir, dengan seringnya serangan oleh TTP dan kelompok bersenjata lainnya yang menargetkan komunitas Syiah.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Menurut pemerintah setempat dan pemimpin suku, konflik yang terjadi saat ini berakar pada sengketa tanah yang terus berlanjut antara suku mayoritas Syiah dan mayoritas Sunni.
Insiden serupa lainnya terjadi tahun lalu, yang mengakibatkan kematian sedikitnya 20 orang. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina