New Delhi, MINA – Sejumlah 20 tentara India tewas dalam bentrokan dengan pasukan Cina di perbatasan yang disengketakan, kata tentara India dalam sebuah pernyataan.
Seperti dilporkan Al-Jazeera, pada Selasa 17 tentara India terluka kritis dan meninggal, di samping seorang perwira dan dua tentara yang telah meninggal sebelumnya.
Para jenderal India dan Cina mengadakan pembicaraan untuk meredakan kebuntuan perbatasan.
Pasukan tewas “dalam menjalankan tugas di lokasi perbatasan dalam suhu di bawah nol derajat di dataran tinggi,” kata pernyataan itu.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Pernyataan itu menambahkan bahwa India berkomitmen kuat untuk “melindungi integritas wilayah dan kedaulatan bangsa.”
Insiden ini menandai bentrokan paling mematikan antara negara tetangga yang bersenjata nuklir dalam beberapa dekade.
Ketegangan masih berlanjut antara kedua kekuatan regional di atas perbatasan 3.500 kilometer.
Ribuan tentara dari dua tetangga yang didukung oleh truk lapis baja dan artileri, telah terlibat dalam pertempuran terakhir sejak Mei di wilayah Ladakh, yang berbatasan dengan Tibet.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Para pejabat India mengatakan, tentara Cina melintasi perbatasan di tiga titik berbeda, mendirikan tenda dan pos jaga dan mengabaikan peringatan lisan untuk pergi.
Perwira dan diplomat Angkatan Darat telah mengadakan serangkaian pertemuan untuk mencoba mengakhiri kebuntuan.
Sementara Cina menuduh India melintasi “perbatasan yang disengketakan” antara kedua negara, menurut laporan AFP.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian mengatakan, pasukan India melintasi garis perbatasan dua kali pada hari Senin (15/6), “memprovokasi dan menyerang personel Cina, hingga mengakibatkan konfrontasi fisik yang serius antara pasukan perbatasan di kedua sisi.”
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis
“Kami sekali lagi dengan sungguh-sungguh meminta agar India mengikuti sikap yang relevan dan menahan pasukan di garis depan,” katanya.
“Jangan melintasi perbatasan, jangan memprovokasi masalah, jangan mengambil tindakan sepihak yang akan memperumit situasi perbatasan,” lanjutnya.
Beijing telah mengajukan “protes keras” melalui perwakilannya di New Delhi, kata Lijian.
Laporan dari Al Jazeera menyebutkan, perkembangan itu adalah “skenario yang mengkhawatirkan” dan bahwa Perdana Menteri India Narendra Modi dapat mencari dukungan dari Amerika Serikat untuk setiap tanggapan potensial. (T/RS2/RI-1)
Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel
Mi’raj News Agency (MINA)