Srinagar, 20 Muharram 1438/21 Oktober 2016 (MINA) – Protes dan bentrokan baru meletus di beberapa daerah di Srinagar di hari ke-104 perlawanan rakyat Kashmir yang menuntut kemerdekaan dari India.
Bentrokan terjadi setelah pasukan keamanan India menggagalkan aksi duduk damai melawan penguncian Masjid Jamia di lingkungan Nowhatta di Srinagar, Kamis (20/10). Demikian Greater Kashmir memberitakan yang dikutip MINA.
Masjid Jamia telah dikunci oleh polisi dan umat Islam dilarang mengadakan salat Jumat di masjid itu.
Demonstran juga memprotes penahanan lanjutan Ketua Konferensi Hurriyat, Mirwaiz Umar Farooq.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Saksi mengatakan, saat orang-orang mulai berkumpul di Nowhatta Chowk untuk melakukan aksi duduk damai, polisi melakukan tindakan mengganggu demonstran.
Hal itu memicu bentrokan singkat selama pasukan keamanan India menembakkan puluhan peluru gas air mata kepada demonstran.
Pemerintah negara bagian Jammu dan Kashmir telah melarang salat Jumat di Masjid Jamia selama 14 pekan terakhir dengan memberlakukan pembatasan ketat di daerah itu.
Sementara Mirwaiz yang memberikan khotbah Jumat di masjid itu, tetap berada di dalam penjara.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Shahid-ul-Islam, juru bicara konferensi Hurriyat mengatakan, penduduk setempat termasuk pedagang dari Masjid Jamia telah mengorganisir protes damai dan melakukan aksi duduk menentang penutupan masjid yang terus-menerus.
“Besok akan menjadi hari Jumat ke-15 berturut-turut yang tidak akan ada salat berjamaah di Masjid Jamia. Kami mendesak pemerintah untuk mengangkat penutupan dan tidak memaksakan pembatasan apapun di sini besok. Pemerintah juga harus melepaskan Mirwaiz segera,” kata demonstran.
Laporan mengatakan, polisi menahan dua pemuda karena diduga merusak properti bank sekitar lokasi.
Bentrokan dilaporkan juga meletus di distrik Ganderbal antara demonstran dan pasukan. Pasukan terpaksa menembakkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran yang melempar batu.
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Sejak 8 Juli 2016, rakyat Kashmir telah melakukan protes rutin menuntut lepas dari India. Lebih 80 warga telah tewas oleh pasukan India, lebih 10.000 luka-luka, dan ratusan orang yang mengalami cedera mata serius oleh tembakan peluru pelet baja dari aparat. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)