Washington, MINA – Presiden AS Joe Biden menegaskan penentangannya atas penggusuran Israel terhadap keluarga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah, Yerusalem (Al-Quds) yang diduduki, selama pertemuan tertutup di Ruang Oval dengan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett.
Hal itu disampaikan oleh seorang ajudan senior Gedung Putih di ruangan itu, Jumat (27/8), The Times of Israel melaporkan.
Kepada CEO American for Peace Now Hadar Susskind yang bertanya melalui telepon, Direktur Dewan Keamanan Nasional AS untuk Timur Tengah Barbara Leaf mengatakan, Biden menjelaskan bahwa dia masih berencana membuka kembali misi de-facto untuk Palestina di Yerusalem, setelah ditutup oleh mantan presiden Donald Trump pada 2019.
Namun, sebelumnya dalam wawancara dengan The New York Times awal pekan ini, Bennet menentang upaya tersebut secara terbuka. “Yerusalem adalah ibu kota Israel. Itu bukan ibu kota negara lain,” katanya.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Pemerintahan Biden mengumumkan rencananya untuk membuka kembali konsulat pada bulan Mei lalu, tetapi setuju untuk menunda langkah tersebut sampai setelah pemerintah Bennett mengeluarkan anggaran pada bulan November untuk mencegah destabilisasi koalisi yang baru lahir, menurut pejabat Israel.
Leaf tidak menjelaskan secara spesifik kapan tepatnya Biden berencana untuk bergerak maju dengan pembukaan kembali.
Dia juga mengatakan, Biden mengangkat “penentangannya yang jelas” terhadap penggusuran di Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur, di mana beberapa keluarga Palestina sedang menunggu putusan Mahkamah Agung Israel tentang masalah tersebut.
Leaf mengatakan, Presiden mengatakan kepada Bennett bahwa dia ingin melihat resolusi tentang masalah yang akan memungkinkan keluarga untuk tetap tinggal di rumah mereka. (T/RI-1/RS3)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon