Kolombo, MINA – Ratusan biksu dan aktivis Buddha berkumpul di Kolombo, ibu kota Sri Lanka, mengecam kerusuhan anti-Muslim yang telah membunuh setidaknya dua orang dan memaksa pemerintah mengumumkan keadaan darurat nasional.
Front Bhikku Nasional mengatakan pada Jumat (9/3), mereka mengorganisir demonstrasi diam melawan apa yang mereka sebut “bentrokan komunal yang menghancurkan persatuan nasional.”
Pemimpin Buddhis moderat telah mengecam kekerasan yang terjadi di dalam dan di sekitar pusat kota Kandy, Provinsi Tengah.
Beberapa pengguna media sosial Sri Lanka memasang foto di Twitter yang menunjukkan para biksu Buddha yang mengunjungi masjid-masjid selama Shalat Jumat untuk mengungkapkan rasa solidaritas, demikian Al Jazeera melaporkan.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Sementara itu, ketenangan mulai kembali di lingkungan Muslim yang dilanda kekerasan di distrik Kandy pada hari Jumat.
Pengerahan bala bantuan tentara untuk mengakhiri serangan kelompok Buddhis Sinhala membuat banyak toko kembali buka.
Kerusuhan dimulai pada hari Senin (5/3) setelah seorang pria Buddhis Sinhala meninggal karena luka-luka yang dideritanya oleh pengeroyokan pria Muslim.
Ketegangan meningkat ketika mayat seorang pria Muslim ditemukan di sebuah bangunan yang terbakar hari Selasa (6/3).
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Massa Sinhala membakar masjid, usaha bisnis, rumah dan kendaraan milik orang-orang Muslim di Kandy dan tempat lain.
Pemerintah kemudian mengumumkan keadaan darurat, memberlakukan jam malam dan mengerahkan tentara untuk mendukung patroli polisi. (T/RI-1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan