Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bill Clinton Sebut Muhammad Ali Besar Karena Iman

Ali Farkhan Tsani - Sabtu, 11 Juni 2016 - 15:33 WIB

Sabtu, 11 Juni 2016 - 15:33 WIB

367 Views

Louisville, 5 Ramadhan 1437/10 Juni 2016 (MINA) – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Bill Clinton dalam sambutan pemakaman Muhammad Ali, Jumat (10/6), di hadapan puluhan ribu pelayat di Louisville, Kentucky negara bagian AS, menyebut Muhammad Ali menjadi besar karena iman.

“Penyakitnya tetap membuat hidupnya lebih besar. Ia memang tidak dapat berjalan di ring lagi, dan dia juga mungkin belum mampu menghadapi semua orang. Namun dia lebih besar dari sebelumnya karena ia adalah orang bebas, karena iman,” sambutan Clinton, “Dan kita harus menghormatinya dengan membawa hadiah kepada dunia seperti yang dia lakukan, semasa hidupnya.”

Clinton juga memberikan penghormatan dan ucapan terima kasih khusus kepada isteri Ali, Lonnie, yang telah hampir 30 tahun untuk “membuat paruh hidup Ali lebih besar daripada paruh yang pertama.”

Dia mengungkapkan harapannya bahwa Ali akan terus menjadi warisan yang besar, demikian laporan Abc News.

Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris

Menurutnya, Muhammad Ali memutuskan sesuatu yang sangat besar di usia yang sangat muda untuk menulis kisah sejarah hidupnya sendiri.

“Dia tahu walau dalam usia yang sangat muda ketika dia berbuat melalui konsekuensi hidupnya dari bertindak sesuai dengan keyakinannya,” katanya. “Tidak banyak orang mampu berbuat seperti dia,” lanjutnya.

Setelah Bill Clinton dalam sambutannya menyebut dirinya terpesona dengan kekuatan dan kecerdasan Ali. Lebih dari itu ia juga memuji bagaimana pria itu menunjukkan kekuatan yang lebih besar dalam cara dia menghadapi penyakit Parkinsonnya.

“Dia menolak untuk berdiam diri karena penyakitnya, yang sebenarnya membuatnya lumpuh lebih lama daripada Nelson Mandela yang dipenjarakan di Afrika Selatan. Dia tetap memberikan hadiah dari pikiran dan hati dan ia menemukan cara untuk menggunakannya dalam hal-hal besar dan kecil,” imbuh Clinton.

Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan

Bertindak sebagai imam salat jenazah dan memimpin doa bersama, Imam California, Zaid Shakir, yang mendampingi Ali di saat-saat akhir hayatnya. Warga pelayat kalangan Muslim mengiringi peti jenazah dengan kalimat membahana “…Laa ilaaha illallaah, Allahu Akbar…”.

Komunitas pemuka lintas agama juga turut memberikan kata-kata penghormatan terakhirnya, dari pimpinan pemuka gereja, petinggi Mormon, rabbi Yahudi, serta biksu beberapa sekte Buddha.

Di antara nama-nama besar mereka yang hadir adalah Pendeta Jesse Jackson, mantan calon Presiden AS, pemimpin Nation of Islam Louis Farrakhan, promotor tinju Don King, Duta Besar Pakistan untuk AS Jalil Jilani dan petinju terkemuka Sugar Ray Leonard. Tampak pula di sisi lain, Yusuf Islam, penyanyi dikenal sebagai Cat Stevens, penyanyi Muslim terkemuka Inggris.

Sambutan Teman-Teman Terdekat

Baca Juga: Israel Caplok Golan, PBB Sebut Itu Pelanggaran

Beberapa orang yang pernah menjadi teman terdekat Muhammad Ali semasa hidunya, turut memberikan kata terakhirnya. Di antaranya Bryant Charles Gumbel, seorang wartawan televisi AS dan presenter terkenal jaringan olah raga HBO.

“Dia telah memimpin pertempuran atas nama ras dalam membela generasinya dan akhirnya kini ia telah terlepas dari penyakitnya,” ujar Gumbel.

Wartawan veteran itu merasa terpukul dan sangat kehilangan sosok Ali, karena dunia masih membutuhkan sosok seperti dia.

“Dunia membutuhkan seorang juara yang selalu bekerja untuk menjembatani kesenjangan ekonomi dan sosial yang mengancam bangsa. Ia benar-benar mencintai pekerjaanya,” kata Gumbel.

Baca Juga: AS Tolak Laporan Amnesty yang Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza

Teman lainnya, komedian terkemuka Billy Crystal menyebutkan saat dirinya bertemu Ali untuk pertama kali tahun 1974, dan Ali memanggilnya “adik kecil”.

“Dia orangnya humoris, dia menawan, dia adalah atlet yang konsekwen dengan kata-katanya sendiri,” ujar Kristal, “Tapi dia jauh lebih layak disebut sebagai seorang pejuang.”

Dia menambahkan bahwa Ali semasa hidupnya, di tengah berjuang menghadapi penyakitnya, telah banyak mengajarkan kepada kita bahwa hidup yang terbaik adalah ketika kita membangun jembatan antara manusia tanpa batas.

Hanya sekali dalam seribu tahun ada orang seperti itu, kita bisa mendengar Mozart atau melihat Picasso atau membaca Shakespeare.

Baca Juga: Mayoritas Anak Muda dan Wanita AS Kecam Serangan Israel di Gaza

“Ali adalah salah satu dari mereka, seorang anak dari Louisville. Dia kini sudah pergi, tapi ia tidak akan pernah mati, dia adalah kakak saya,” imbuhnya dengan nada syahdu. (T/P4/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Trump Ancam Keras Jika Sandera Israel Tak Dibebaskan Sebelum Pelantikannya 

Rekomendasi untuk Anda

Amerika