Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bincang Sehat Bersama dr. Suwardi (4): Minum Teh Sehatkah?

Rana Setiawan - Jumat, 7 Desember 2018 - 23:55 WIB

Jumat, 7 Desember 2018 - 23:55 WIB

25 Views

Oleh: dr. Suwardi Sukri, Dokter Integratif Medicine

Teh berasal dari tanaman Camellia sinensis. Apa pun warnanya, baik teh putih, teh hijau, teh hitam, atau teh oolong, namun jika ia berasal dari tanaman Camellia sinensis, maka itulah yang disebut teh.

Perbedaan hanya terdapat pada cara daun Camellia sinensis itu diolah. Jika bukan berasal dari tanamanan Camellia sinensis, maka seduhan itu tidak bisa dinamakan teh. Karena ada air seduhan yang berasal dari daun selain Camellia sinensis.

Seduhan jenis ini disebut tisane. Misalnya ada tisane herbal daun rosella, tisane herbal daun mutiara, tisane herbal daun pegagan, dan seterusnya. Jenis herbal ini sering disebut teh karena cara pengolahannya adalah dengan dikeringkan dan kemudian diseduh untuk mendapatkan efek terapinya. Namun, sekali lagi mereka bukanlah teh karena teh itu berarti seduhan yang berasal dari tanaman Camellia sinensis.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

Setidaknya ada tiga zat bioaktif  penting yang dikandung oleh teh. Yakni L-Theanine, epigallocathecin gallate (EGCG), dan kafein.

L-theanine, membuat peminum teh merasa rileks dengan cara merangsang gelombang alfa di otak. Gelombang alfa otak bekerja dalam kondisi terjaga dan santai. Beda dengan gelombang beta otak yang bekerja dalam kondisi tegang.

Oleh sebab itu, teh dapat dijadikan sebagai terapi untuk menghilangkan ketegangan dan stres. Karena teh dapat menurunkan kadar hormon stres, yakni kortisol pada penderita yang mengalami kecemasan. Jadi, teh/">minum teh sangat dianjurkan bagi orang yang tengah mengalami ketegangan atau stress.

Zat L-theanine juga bermanfaat dalam pembentukan gamma-aminobutirik acid (GABA) di mana GABA ini bermanfaat untuk menghambat pelepasan dopamin yang berlebihan. Dopamin dapat membuat orang ketergantungan.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Kafein terdapat pada teh dalam kadar yang sangat rendah dan memberi rasa pahit pada teh. Karena kadarnya yang  rendah sehingga Kafein tidak memberi efek candu pada teh.

Oleh karena itu, jarang sekali orang ketagihan teh. Sebaliknya, Kafein pada teh lebih banyak menjadi termogenesis, yaitu memproduksi suhu tubuh yang bermanfaat membakar lemak dalam kaitannya dengan penurunan berat badan. Dan berdampak baik bagi kerja sistim saraf, jantung dan pembuluh darah.

Epigallocathecin gallate (EGCG) atau Katekin salah satu jenis zat bioaktif flavonoid. Banyak terdapat dan dominan pada teh hijau. Memiliki manfaat sangat luar biasa bagi kesehatan. Menurunkan kadar lemak jahat (LDL) dan sangat ampuh mencegah proses oksidasi kolesterol LDL tersebut sehingga bermanfaat mencegah aterosklerosis dan gumpalan darah. Dengan demikian mencegah terjadinya penyakit pembuluh darah dan jantung serta stroke.

Orang-orang yang terbiasa mengonsumsi teh, khususnya teh hijau secara rutin tampak lebih muda dari usia sesungguhnya atau tidak mudah mengalami penuaan.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Kasiat lain, Katekin adalah antimikroba alami. Bahkan, Katekin dapat menghambat 50% perkembangan virus HIV. Bukan itu saja, kekuatan antioksidan Katekin 100 kali dibanding Vitamin C dan 25 kali dibanding vitamin E. Antioksidan melidungi gen DNA agar tidak terjadi mutasi penyebab kanker.

Sel kanker adalah sel paling pintar di mana di antara mereka saling berkomunikasi antar satu sel dengan sel lainnya. Katekin memberi perintah ke sel kanker untuk melakukan sel bunuh diri atau apoptosis. Sehingga sel kanker tidak dapat melakukan replikasi karena sel kanker tersebut keburu mati. Sel kanker butuh suatu zat untuk berkembang, yaitu enzim nitrooksida atau NOX.

Enzim ini diperlukan oleh sel-sel normal maupun sel-sel kanker untuk bertumbuh. Jika enzim NOX terlampau aktif, maka ia disebut dengan tNOX. Nah tNOX inilah yang berkaitan dengan pertumbuhan sel kanker. Katekin menghambat aktivitas tNOX tanpa menghambat aktivitas NOX pada sel normal.

Beberapa jenis penyakit kanker yang dapat diatasi dengan teh, antara lain kanker payudara, kanker indung telur, kanker paru-paru, kanker prostat, kanker kandung kemih, kanker usus, dan kanker kulit. Keunggulan lainnya, kandungan L-theanine pada teh dapat mengatasi dampak negatif kemoterapi.

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Cara yang baik untuk membuat teh adalah dengan mencelupkan teh ke dalam air panas selama 3-5 menit. Jangan terlampau lama karena jika demikian, maka nanti teh akan menjadi lebih pekat dan terasa pahit.

Sebagai catatan, menyeduh teh sebaiknya jangan menggunakan air mendidih karena zat antioksidannya dapat menjadi rusak. Tunggulah dahulu sejenak agar suhunya berkisar antara 80-90 derajat celsius karena dengan suhu ini, zat antioksidan tidak menjadi rusak. Kemudian, aduklah seduhan daun tersebut selama 10 menit agar kandungannya dapat keluar sebanyak mungkin—lebih dari 10 menit tidak akan meningkatkan jumlah kandungannya yang keluar.

Konsumsi teh sebaiknya hanya maksimal dua gelas dalam sehari sebab kandungan tannin di dalam teh dapat mengikat zat besi. Terlalu banyak mengonsumsi teh dapat menyebabkan anemia. 

Semoga bermanfaat. Salam sehat.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

(AK/R01/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom