Jakarta, MINA – Bank Indonesia (BI) dalam momentum Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, Rabu (30/11), menerbitkan desain (high level design) pengembangan rupiah/">Digital Rupiah yang terangkum dalam White Paper (WP).
Dalam keterangan resmi diterima MINA, Kamis (1/12), White Paper ini menguraikan rumusan CBDC (Central Bank Digital Currency) bagi Indonesia dengan mempertimbangkan asas manfaat dan risiko.
CBDC merupakan bentuk baru uang bank sentral yang merupakan kewajiban bank sentral dan berdenominasi sama dengan mata uang resmi serta dapat digunakan untuk alat tukar, satuan hitung, maupun penyimpan nilai.
Penerbitan WP ini merupakan langkah awal “Proyek Garuda”, yaitu proyek yang memayungi berbagai inisiatif eksplorasi atas berbagai pilihan desain arsitektur rupiah/">Digital Rupiah.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Tebal Jumat Ini, Sebagian Hujan
Tujuan pengembangan rupiah/">Digital Rupiah adalah menegaskan fungsi BI sebagai otoritas tunggal dalam menerbitkan mata uang termasuk mata uang digital (sovereignty rupiah/">Digital Rupiah); memperkuat peran Bl di kancah internasional; dan mengakselerasi integrasi EKD secara nasional.
Pada momen peluncuran tersebut, Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyoroti rupiah/">Digital Rupiah sebagai salah satu dari kebijakan sistem pembayaran untuk akselerasi digitalisasi.
“rupiah/">Digital Rupiah akan diimplementasikan secara bertahap, dimulai dari who/esa/e CBDC untuk penerbitan, pemusnahan dan transfer antar bank. Kemudian diperluas dengan model bisnis operasi moneter dan pasar uang, dan akhirnya pada integrasi wholesa/e rupiah/">Digital Rupiah dengan ritel rupiah/">Digital Rupiah secara end to end,” tutur Gubernur Perry.
Penerbitan WP ini diharapkan menjadi katalisator pengembangan desain CBDC ke depan, agar penerapan dapat sesuai konteks dan karakteristik kebijakan.
Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online
Bank Indonesia meyakini manfaat CBDC mampu menjaga kedaulatan Rupiah di era digital, termasuk mendukung integrasi ekonomi dan keuangan digital serta membuka peluang inklusi keuangan yang Iebih merata dan berkelanjutan.
Pengembangan CBDC sendiri memerlukan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk kerja sama dengan bank sentral Iain dan lembaga internasional.
Perkembangan mata uang digital bank sentral di masa depan bukanlah pilihan, melainkan keniscayaan.
Bank sentral masih perlu melakukan eksplorasi dan uji coba untuk mengantisipasi perkembangan mata uang digital di masa depan.(R/R1/P2)
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda