Jakarta, MINA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan ancaman gagal panen akibat kekeringan pada lahan pertanian tadah hujan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang disebabkan fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif.
“Lahan pertanian berisiko mengalami puso alias gagal panen akibat kekurangan pasokan air saat fase pertumbuhan tanaman,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam siaran pers, Sabtu (22/7), demikian keterangan yang diterima MINA.
Dwikorita menjelaskan, El Nino dan IOD Positif saling menguatkan sehingga membuat musim kemarau tahun ini akan kering dan curah hujan pada kategori rendah hingga sangat rendah. Curah hujan diprediksi menjadi sebulan sekali atau tidak ada hujan sama sekali.
Menurutnya, situasi kekeringan berpotensi mengganggu ketahanan pangan nasional.
Baca Juga: Isu Viral Bumbu Instan Berlabel Prop 65 di AS, BPOM Pastikan Produk Aman Dikonsumsi di Indonesia
“Pemerintah daerah perlu melakukan aksi mitigasi dan aksi kesiapsiagaan segera,” ucap Dwikorita.
Ia menjelaskan, sementara itu di sektor perikanan, perubahan suhu laut dan pola arus selama El Nino dan IOD positif yang mendingin, biasanya justru berpotensi meningkatkan tangkapan ikan.
“Peluang dari kondisi ini harus dimanfaatkan karena dapat mendukung ketahanan pangan nasional,” ucap Dwikorita.
Ia menjelaskan, diprediksi El Nino akan terjadi di bulan Agustus hingga awal bulan September 2023. Kondisinya akan jauh lebih kering dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu tahun 2020, 2021, dan 2022. (R/R8)
Baca Juga: BNPB Laporkan Karhutla di Pulau Kalimantan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menag Siapkan Dua Upaya Penanganan untuk Cegah Aksi Pembubaran Rumah Doa