Jakarta, MINA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan ancaman gagal panen akibat kekeringan pada lahan pertanian tadah hujan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang disebabkan fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif.
“Lahan pertanian berisiko mengalami puso alias gagal panen akibat kekurangan pasokan air saat fase pertumbuhan tanaman,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam siaran pers, Sabtu (22/7), demikian keterangan yang diterima MINA.
Dwikorita menjelaskan, El Nino dan IOD Positif saling menguatkan sehingga membuat musim kemarau tahun ini akan kering dan curah hujan pada kategori rendah hingga sangat rendah. Curah hujan diprediksi menjadi sebulan sekali atau tidak ada hujan sama sekali.
Menurutnya, situasi kekeringan berpotensi mengganggu ketahanan pangan nasional.
Baca Juga: Saudi Luncurkan Platform Nusuk, Kemenhaj Siapkan Integrasi Sistem untuk Umrah Mandiri
“Pemerintah daerah perlu melakukan aksi mitigasi dan aksi kesiapsiagaan segera,” ucap Dwikorita.
Ia menjelaskan, sementara itu di sektor perikanan, perubahan suhu laut dan pola arus selama El Nino dan IOD positif yang mendingin, biasanya justru berpotensi meningkatkan tangkapan ikan.
“Peluang dari kondisi ini harus dimanfaatkan karena dapat mendukung ketahanan pangan nasional,” ucap Dwikorita.
Ia menjelaskan, diprediksi El Nino akan terjadi di bulan Agustus hingga awal bulan September 2023. Kondisinya akan jauh lebih kering dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu tahun 2020, 2021, dan 2022. (R/R8)
Baca Juga: Kemenhaj Tetapkan Rencana Perjalanan Ibadah Haji, Keberangkatan Dimulai 21 April 2026
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: BMKG: Sebagian Besar Wilayah Jakarta Berawan, Warga Diimbau Siaga Hujan Lokal
















Mina Indonesia
Mina Arabic