Xinjiang, MINA – Kebocoran ribuan foto mengungkapkan lebih banyak detail tentang dugaan tingkat pelanggaran pemerintah China terhadap minoritas Muslim Uighur, walaupun China menyebutnya ‘kebohongan’.
Al Jazeera melaporkan, Selasa (24/5), bocornya ribuan foto dan dokumen resmi dari provinsi Xinjiang di China, yang diperoleh akademisi Adrian Zenz, diterbitkan ketika Komisaris Tinggi HAM PBB Michelle Bachelet memulai perjalanannya ke Xinjiang.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh Beijing melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap Muslim Uighur.
Menanggapi bocornya file tersebut, Amerika Serikat mengatakan, hal itu menunjukkan kemungkinan penyalahgunaan di tingkat tertinggi di Beijing.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
“Kami terkejut dengan laporan dan gambar itu,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price kepada wartawan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss menyebut rincian dokumen yang baru bocor itu “mengejutkan”, dan mendesak China untuk memberikan Bachelet “akses penuh dan tidak terbatas ke kawasan itu, sehingga dia dapat melakukan penilaian menyeluruh terhadap fakta di lapangan”.
Jerman juga menyerukan penyelidikan transparan atas tuduhan “mengejutkan”.
Kementerian Luar Negeri China menolak dokumen yang bocor itu, dan menyebutnya sebagai “materi yang dibuat-buat” oleh kelompok anti-China yang mencoreng Xinjiang”.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Juru bicara Wang Wenbin menuduh media “menyebarkan kebohongan dan desas-desus”. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis