Kairo, 12 Rabi’ul Awwal 1438/12 Desember 2016 (MINA) – Sebuah bom meledak di sebuah gereja yang berdekatan dengan katedral utama Kristen Koptik Mesir di Kairo menewaskan 25 orang dan melukai 49 lainnya selama Misa Ahad (11/12).
Itu adalah salah satu serangan paling mematikan yang dilakukan terhadap umat minoritas, demikian media Ya Libnan memberitakan yang dikutip MINA.
Serangan itu terjadi dua hari setelah sebuah bom di tempat lain di Kairo menewaskan enam polisi.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Sebuah kelompok bernama “Hams” yang mengatakan terkait dengan Ikhwanul Muslimin mengaku bertaggung jawab pada serangan terhadap polisi.
Pernyataan itu memunculkan teori bahwa bukan hanya kelompok Islamic State (ISIS) sebagai tersangka satu-satunya.
Sementara serangan terhadap gereja belum ada yang mengaku bertanggung jawab.
Namun, di masa sebelumnya, ISIS telah menargetkan orang-orang Kristen di Semenanjung Sinai, wilayah yang sering terjadi serangan yang juga ditujukan kepada pasukan keamanan.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Terlepas dari siapa yang berada di belakang pengeboman, serangan itu menjadi kemunduran bagi perjuangan Pemerintah Mesir untuk menciptakan kondisi normal dan menghidupkan kembali ekonomi yang terpuruk sejak rakyat menggulingkan pemerintahan Hosni Mubarak pada tahun 2011.
Kantor berita MENA mengatakan, penyerang melemparkan bom ke Gereja St Petrus yang berdekatan dengan Katedral St Mark.
Saksi mata mengatakan, ledakan itu mungkin disebabkan oleh alat peledak yang ditaruh di dalam gereja.
Seorang pendeta senior Uskup Moussa mengatakan, menurut laporan yang belum dikonfirmasi bahwa ada seorang wanita yang menyamar sebagai jemaat meninggalkan tas di bagian jemaat wanita di gereja sebelum pergi keluar. (T/P001/R01)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)