Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BSI Siap Optimalkan Potensi Besar Ekonomi Syariah di Indonesia

kurnia - Ahad, 21 November 2021 - 09:51 WIB

Ahad, 21 November 2021 - 09:51 WIB

9 Views ㅤ

Jakarta, MINA – PT Bank Syariah Indonesia (BSI) siap mengoptimalkan potensi besar ekonomi syariah di Tanah Air, sehingga manfaatnya akan lebih terasa bagi umat Islam khususnya dan seluruh bangsa Indonesia umumnya.

Wakil Direktur Utama BSI Abdullah Firman Wibowo mengatakan pada 9th ASEAN Universities International Conference on Islamic Finance (AICIF) 2021, Sabtu (20/11), ekonomi syariah bersifat universal dan bermanfaat bagi semua, tak hanya umat Islam.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam ekonomi syariah termasuk industri halal yang diperkirakan mencapai Rp4 ribu triliun. Hal ini juga diperkuat dengan tren hijrah pada generasi milenial saat ini. Kata Firman

Ia memaparkan, melihat demografi jumlah penduduk Muslim dan perubahan perilaku masyarakat saat ini, banyak potensi pada Ekosistem Halal yang bisa menjadi fokus tumbuh BSI, seperti sektor pendidikan Islam, kosmetik halal, fashion Islami, dan tentu pengelolaan dana sosial zakat, infaq, sedekah dan wakaf (Ziswaf).

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

Menurut Firman, banyak strategi yang akan ditempuh BSI untuk mengoptimalkan potensi tersebut seperti berkolaborasi dengan masjid yang diposisikan BSI sebagai episentrum literasi Islam dan kegiatan umat.

Dari data Kemenag, saat ini terdapat lebih dari 250 ribu masjid terdaftar di Indonesia. Dengan jumlah masjid tersebut, terdapat peluang ekonomi dari potensi penghimpunan Ziswaf dengan nilai mencapai Rp400 triliun.

“Dari sisi ekonomi, yang erat kaitannya dengan keuangan sosial, peluang Ziswaf yang hampir Rp400 triliun. Saya pikir di sini fungsi BSI untuk memanfaatkannya dengan banyak kegiatan terutama pada segi sosial untuk kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Di sisi lain, lanjutnya, masalah pandemi Covid-19 mendorong masyarakat untuk meninggalkan metode konvensional dan beralih secara digital. Dalam hal ini perseroan enggan menganggapnya sebagai masalah, melainkan dijadikan peluang.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

Firman menyebut, bank perlu memiliki posisi yang solid di industri. Dengan fenomena munculnya platform solusi keuangan baru seperti fintech, perbankan dituntut melakukan transformasi dalam sisi digital banking, sehingga dapat melayani masyarakat lebih baik dan menjangkau lebih banyak nasabah. (R/R4/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Rekomendasi untuk Anda