Jakarta, 3 Jumadil Akhir 1438/2 Maret 2017 (MINA) – Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (BSM) Agus Sudiarto mengatakan di tahun 2016 BSM mendapatkan penambahan dana setoran modal sebesar Rp 500 miliar dari Bank Mandiri pada November 2016.
“Saat ini BSM masuk ke dalam bank kategori Buku III dengan dengan modal inti di atas Rp 5 triliun. Perolehan laba bersih selain berasal dari perbaikan kualitas produktif dan juga ditopang oleh meningkatnya pendapatan bersih, pengendalian biaya overhead serta penghematan biaya Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN),” kata Agus dalam Konferensi Pers di Gedung BSM Pusat, Jakarta.
Total pendapatan bersih BSM per Desember 2016 naik sebesar 12,72 persen menjadi Rp 4,96 triliun dari semula Rp 4,40 triliun per Desember 2015.
“Untuk aspek efisiensi perseroan mampu menekan biaya operasional diindikasikan dengan BOPO menjadi 94,12 persen per Desember 2016 dibanding 94,78 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya, serta Cost to Income Ratio (CER) mencapai 61,19 persen membaik dibandingkan periode sebelumnya sebesar 61,77 persen.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Agus juga mengungkapkan per Desember 2016 aset BSM mencapai Rp 78,8 Triliun, naik 12,03 persen (yoy) dari Rp70,4 Triliun pada Desember 2015 dan tetap menjadi bank syariah dengan aset terbesar.
Peningkatan aset antara lain ditopang oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 12,62 persen (yoy) dari Rp62,1 Triliun per Desember 2015 menjadi Rp69,9 Triliun per Desember 2016. Sekitar 49,58 persen atau sebesar Rp34,7 Triliun dari total DPK merupakan Low Cost Fund (Giro dan Tabungan) atau dana murah.
“Sehingga, dari sisi permodalan BSM semakin kuat dengan indicator Capital Adequacy Ratio (CAR) per Desember 2016 sebesar 14,01 persen, meningkat dari 12,85 persen dibandingkan Desember 2015,” kata Agus.
Lebih lanjut, Senior Executive Vice President BSM, Ade Cahyo Nugroho menyampaikan untuk Tabungan, BSM berada di posisi 10 besar bank nasional.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Kinerja positif lainnya adalah pembiayaan yang tumbuh 8,8 persen (yoy) atau meningkat Rp 4,5 triliun dari Rp 51,1 Triliun per posisi Desember 2015 menjadi Rp 55,6 Triliun per Desember 2016. Pembiayaan tersebut tumbuh secara selektif fokus kepada segmen pilihan.
‘’Kami senantiasa konsisten untuk terus menumbuhkan pembiayaan dengan penjagaan kualitas agar perusahaan bisa menghasilkan profit yang optimal,’’ kata Ade Cahyo.
Dari sisi jumlah nasabah, total rekening BSM untuk Dana Pihak Ketiga mencapai 6,47 juta rekening dan 360 ribu rekening untuk Pembiayaan sehingga BSM masih tetap mempimpin pangsa pasar bank syariah dengan market share per Desember 2016 sebagai berikut Aset 22,11 persen, Dana Pihak Ketiga 25,04 persen, Pembiayaan 22,41 persen dan Tabungan 32,58 persen.
Ia juga mengungkapkan bersyukur karena kinerja perusahaan diapresiasi lembaga luar termasuk Pemerintah melalui penunjukan BSM sebagai satu-satunya bank syariah yang menjadi gateway tax amnesty dan agen penjual sukuk tabungan.
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
“Kinerja BSM memperoleh apresiasi dari eksternal berupa juara 1 Annual Report Award, Global Islamic Finance Award untuk Leadership in Developing Islamic Finance, juara 1 Service Excellence Award, Corporate Governance Performance Index (CGPI), CSR Award,” ujar Ade Cahyo.
Ia mangatakan tahun ini BSM tengah mengkampanyekan Program BSM Mengalirkan Berkah dimana BSM mengajak seluruh stakeholders termasuk nasabah untuk menciptakan nilai tambah dalam bisnis. Sehingga dengan nilai tambah tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat yang membutuhkan. (L/R03/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng