Oleh: Puan Bakri, Dompet Dhuafa Voulenteer
Hal yang sering dilakukan saat bulan Ramadan adalah acara buka puasa bersama atau dalam istilah populernya disebut bukber.
Bukber atau buka puasa bersama adalah sebuah kebiasaan yang sangat lazim dilakukan oleh anak-anak muda pun juga orang-orang dewasa. Selain sebagai acara kumpul-kumpul keluarga dan atau alumni angkatan sekolah untuk flashback ke masa lalu, juga sebagai ajang bercerita tentang masa depan sambil ketawa-ketiwi.
Bisa dibilang tradisi bukber merupakan salah satu tradisi yang berkembang dan sudah ada sejak lama di tengah masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Aksi Kebaikan, Dompet Dhuafa Lampung Tebar 1445 Makanan Berbuka dan Takjil
Biasanya, bagi orang-orang dengan “sejuta komunitas” lah yang paling padat jadwal bukbernya. Dimulai dari bukber dengan keluarga, sahabat, sekolah, alumni, ekskul, organisasi, komunitas A, Komunitas B dan seterusnya. Penulis mengatakan demikian karena pernah berada dalam kondisi tersebut. Hehehe. Bahkan bukan tidak mungkin terjadinya bentrok jadwal bukber antara yang satu dengan yang lain. Jika kamu pernah mengalami nya berarti kita se-frekuensi.
Meski demikian sahabat, kita tidak boleh melakukan hal-hal yang justru mengurangi pahala atau amalan-amalan kita di Bulan Ramadhan ini. Hal-hal apa saja sahabat? Berikut penjelasannya.
Maghrib Kebablasan
Kadang ketika kita sedang asik ngobrol bersama teman-teman dalam suasana Bukber, kita jadi lupa waktu sholat. Astagfirullah! Ini kita mau cari amal atau cari aman sih sahabat? Jika memang kita berkumpul untuk saling berbagi cerita, lalu mengapa kita jadi lupa untuk berbagi cerita pada-Nya?. Maka jangan sampai waktu Maghrib kita kebablasan apalagi sampai tidak sholat sama sekali sahabat.
Baca Juga: Masjid Sekayu Semarang Cikal Bakal Pembangunan Masjid Agung Demak
Sebagaimana dalam firman Allah :
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Artinya:“Demi masa, sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian. Kecuali mereka yang beriman, dan beramal shalih, dan saling menasihati dalam kebenaran, dan (saling menasihati) dalam kesabaran.” (Q.S. Al-Ashr [110]: 1-3)
Surah ini dimulai dengan sumpah Allah ajja wa jalla, dengan salah satu makhluq-Nya, yakni waktu. Menurut para ulama, jika Allah subhanahu wa taala telah bersumpah dengan makhluq-Nya, maka Dia menunjukkan bahwa ciptaan-Nya ini memiliki nilai urgensi yang tinggi.
Oleh sebab itu, sebaik-baiknya teman adalah yang saling mengingatkan satu sama lain. Jika teman-teman yang lain lupa atau sengaja meninggalkan waktu sholat, maka yang lain harus mengingatkan.
Baca Juga: Berkah Ramadhan, Wahdah Tebar Paket Sembako
Terkait hal tersebut, Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya, hadits dari sahabat Uqbah bin ‘Amr bin Tsa’labah radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893)
Bukber Sebagai Ajang Gibah
Ini yang sering terjadi saat acara BUKBER, kalau bukber tidak memberikan manfaat pasti akan ngobrol sini, ngobrol sana yang tidak ada ujungnya dan tidak memberikan manfaat sedikitpun yang ujung-ujungnya menghibah. Sahabat, mari kita bertanya pada diri kita lagi sudah sejauh mana kita mendefinisikan diri kita ini baik dari orang lain?
Allah mengancam bagi orang yang suka menghibah. Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri mengibaratkan pelaku ghibah seperti memakan daging saudaranya yang sudah mati. sebagaimana yang termaktub dalam Al-Quran (Q.S. Al-Hujurat [49]: 12).
Baca Juga: Riska Gelar Anjangsana Sosial di Rumah Belajar Merah Putih Cilincing
Artinya:“Dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (Q.S. Al- Hujurat [49] :12).
Maka di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, jangan sampai amal ibadah puasa kita jadi berkurang atau malah tidak ada sama sekali hanya karena kita saling menggunjing atau menggibah saudara kita sendiri.
Asik Main Hp
Ini yang sering terjadi, acara kumpul bareng dengan sejumlah sahabat, masing-masing malah sibuk dengan HP atau gadget-nya sendiri. Bukannya fokus ngobrol dan seru-seruan bareng teman-teman, tapi malah lebih memusatkan perhatian sama HP-nya sendiri.
Baca Juga: Masjid Jami’ Aulia Pekalongan Usianya Hampir Empat Abad
Duh, bikin bete banget kan? Acara kumpul-kumpul malah jadi terasa kurang nyaman. Karena semua malah sibuk dengan urusan masing-masing. Kalau sudah seperti ini, jadi percuma dong mengadakan acara kumpul bareng. Kalau pas lagi kumpul sama teman dekat, sebaiknya memang taruh dulu deh HP dan gadgetnya sebentar saja.
Yang Bukan Makhrom Kumpul Tanpa Hijab
Padahal ini sangat dilarang oleh agama. Berkumpulnya laki-laki dan wanita di satu tempat dan bersampur baurnya mereka serta sebagian mereka berinteraksi dengan sebagian lainnya, lalu sang wanita menyingkap wajahnya dihadapan laki-laki, semua itu merupakan perkara yang diharamkan dalam syariat, karena hal itu termasuk sebab fitnah dan membangkitkan syahwat serta faktor pencetus perbuatan zina dan kemunkaran.
Dalil tentang haramnya ikhtilath dalam Al-Quran dan Sunah banyak, di antaranya;
Baca Juga: Ini Lima Hikmah Puasa Ramadhan Sebagai Pendidikan Ruhiyah
Firman Allah Ta’ala :
وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ
“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. (Cara) yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (QS. Al-Ahzab [33]: 53)
Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsir tentang ayat ini berkata, “Yaitu, sebagaimana aku larang kalian memasuki tempat kaum perempuan, demikian pula janganlah kalian melihatnya secara keseluruhan. Jika diantara kalian memiliki keperluan yang ingin diambil dari mereka, maka jangan lihat mereka dan jangan tanya keperluan mereka kecuali dari balik tabir.”
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam selalu berupaya mencegah terjadinya ikhtilath antara laki-laki dan wanita bahkan termasuk dibagian bumi yang paling Allah cintai, yaitu masjid, dengan cara memisahkan barisan antara laki-laki dan wanita, kemudian agar jamaah laki-laki tetap berada di masjid hingga jamaah wanita keluar, lalu dibuatkan pintu khusus di bagian masjid untuk wanita. (A/R8/RS2)
Baca Juga: Tujuh Pesohor Non-Muslim Ini Pandai Baca Al-Quran, bahkan Hafal Sebagian Suratnya
Mi’raj News Agency (MINA)