Bandung, MINA – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meluncurkan buku berjudul “Menggapai Angkasa Nusantara” yang mengisahkan seorang penerbang pesawat trike asal Kota Bandung, Jawa Barat, Saleh Sudrajat yang melakukan ekspedisi menjelajah angkasa Nusantara dari Sabang sampai Merauke pada 2008 lalu.
Emil mengatakan, hal yang dilakukan Saleh memiliki pesan bagi kita, bahwa siapa saja yang memiliki tekad dan cita-cita akan bisa mewujudkannya selama ada niat dan kekuatan.
Selain itu, diharapkan buku ini bisa dibaca oleh setiap generasi Jabar agar sibuk mengejar prestasi. “Sibuklah mengejar cita-cita yang positif supaya hidup ini penuh dengan cerita dan manfaat,” harap Emil.
Buku berjudul “Menggapai Angkasa Nusantara” yang ditulis oleh Dyan Nuranindya dan Tim Wanadri. Acara peluncuran buku tersebut di Aula Barat Gedung Sate, Jl. Diponegoro No. 22, Kota Bandung, Sabtu (29/9).
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK
Berawal dari keterlibatannya sebagai regu penyelamat untuk gempa Jogja tahun 2006, Saleh Sudrajat merasakan betapa sulitnya mendata saat bencana. Hal ini memunculkan ide untuk melakukan ekspedisi menggunakan pesawat ringan yang akan memudahkan dalam mengakses daerah bencana di Indonesia.
Ide tersebut tidak hanya dibiarkan bersarang di kepala oleh Saleh Sudrajat. Dengan menggunakan Trike, paralayang bermesin dengan lintas landas yang pendek, Usol sapaan akrabnya, mewujudkan idenya menjadi sebuah ekspedisi Nusantara.
Seorang pensiunan salah satu bank di BUMN, Saleh Sudrajat, telah menjadi anggota Wanadri, sejak 1971. Setelah puluhan tahun menjadi anggota Wanadri, moto organisasi perhimpunan pendaki gunung dan penempuh rimba tersebut, terus mengiang di telinganya. Bahkan, mungkin sudah mendarah daging di nadinya.
Moto tersebut, adalah ‘Tak ada gunung yang tinggi, jurang curam, dan lautan dalam yang tak dapat dijelajahi oleh Wanadri’. Di usianya yang tak muda lagi yakni 56 tahun, keinginannya semakin kuat untuk mewujudkan moto tersebut menjadi nyata, tak hanya menjadi tag line semata.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal
Jalur lingkar api dalam dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua dipilih untuk penerbangan Sabang Merauke. Para pakar penerbangan menjelaskan bahwa alur ke Papua tidak melalui jalur itu. Jalur itu hanya dipakai waktu Perang Dunia II, sekarang penerbangan melalui Makassar. Tekat kuat Usol lah yang membuatnya bertahan dan akhrinya berhasil melalui jalur Flores, Kisar, Dobo dan ke Papua mendarat di Timika.
“Saya mengingatkan kepada para pemuda Jawa Barat bahwa musuh kita adalah diri kita sendiri. Lawan kemalasan, kebodohan, kepicikan, dan kefanatismean yang berlebihan menjadi hal-hal yang positif,” sambungnya.
Saleh, yang akrab dipanggil Kang Usol ini melakukan terbang selama 37 hari. Terhitung mulai 15 Mei 2008 dari Sabang dan selesai di Merauke pada 17 Juni 2008 dengan menempuh jarak 6.422 km. Museum Rekor Indonesia (Muri) pun mencatat Saleh sebagai Penerbang Solo Pertama dari Sabang sampai Merauke. (R/Sj/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri