Kuala Lumpur, Malaysia, MINA – Komisioner BWI (Badan Wakaf Indonesia) Imam Nur Azis mengatakan, Indonesia menjadi salah satu contoh pengembangan berbagai inovasi wakaf bagi generasi millenial.
Hal itu disampaikannya pada International Global Waqf Conference Ke-7 yang berlangsung pada 10-13 Nopember 2019 di Kuala Lumpur Malaysia, demikian keterangan BWI yang dikutip MINA, Jumat (15/11).
Imam menjadi salah satu panelis pleno di depan 400 peserta Delegasi International menyampaikan presentasi Strategi Wakafprenuer 5C dalam Pengembangan dan Inovasi Wakaf bagi Millenial di era digital ekonomi.
Ia menjelaskan, strategi 5C secara singkat terdiri dari rangkaian proses membangun ekosistem wakaf produktif menyasar kepada para millenial agar terlibat aktif menjadi entrepreneur yang cinta wakaf.
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
Pertama adalah Campaign atau meningkatkan literasi wakaf generasi muda melalui online dan offline.
Lanjutnya, “Create” dengan menciptakan wakaf prenuer boot camp melatih mereka hingga memiliki prototipe dan produk yang tervalidasi serta inovatif.
Langkah selanjutnya adalah “convert” yakni mengubah berbagai potensi ekonomi yang belum wakaf menjadi wakaf dan memproduktifkan aset.
Karena hakikat wakaf adalah 3M ( money make money) bukan hanya wakaf konvensional yang umumnya dipersepsi sebagai 3M (masjid makam madrasah).
Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas
Langkah keempat adalah “competent” yakni membangun nazhir atau pengelola wakaf produktif yang professional dan amanah.
Terakhir adalah “comply” artinya seluruh rangkaian memajukan wakaf prenuer harus dilakukan sesuai peraturan dan perundangan yang ada. (R/Gun/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama