Beirut, MINA – Militer penjajah Israel kembali melanggar gencatan senjata dengan Hezbollah sebanyak 10 kali pada Sabtu (21/12), sehingga total pelanggaran sejak kesepakatan diberlakukan 25 hari lalu mencapai 285 kasus.
Penghitungan ini berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Anadolu dari pengumuman Kantor Berita Nasional Lebanon.
Menurut berbagai laporan yang disiarkan kantor berita tersebut, pelanggaran pada Sabtu (21/12) terkonsentrasi di distrik Tyre di Provinsi Selatan, serta distrik Marjayoun dan Bint Jbeil di Provinsi Nabatieh.
Pelanggaran-pelanggaran tersebut mencakup penembakan artileri, penyusupan oleh tentara dan kendaraan militer, perusakan kebun lemon, penghancuran rumah dan bangunan, penerbangan pesawat tempur dan drone, serta pendirian pos pemeriksaan militer.
Baca Juga: Tiga Konvoi Bantuan Kemanusiaan UEA Tiba di Gaza Lewat Rafah
Di distrik Tyre, pasukan pendudukan Israel melakukan operasi perusakan kebun lemon di dekat markas besar Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) di Naqoura.
Di Naqoura, tentara penjajah Israel menghancurkan sejumlah bangunan dan rumah serta mendirikan pos pemeriksaan militer permanen di lokasi yang sebelumnya dikuasai oleh tentara Lebanon dekat pelabuhan nelayan.
Di distrik Bint Jbeil, pesawat tempur dilaporkan terbang rendah.
Militer Israel juga menargetkan pinggiran Hanin dengan lima tembakan artileri sembari meledakkan beberapa rumah di daerah tersebut.
Baca Juga: Update Konflik Myanmar, 60.000 Warga Rohingya Kabur ke Bangladesh
Di distrik Marjayoun, sebuah drone Israel terbang rendah di atas Khiam, Burj Al-Muluk, Qlayaa, Jdeidet Marjayoun, Dibbine, dan Blat, serta di dataran Marjayoun.
Sementara itu, sekitar 20 personel militer Israel ditempatkan di pintu masuk Deir Mimas dengan kendaraan militer dan buldoser.
Setidaknya 30 orang tewas dan 37 lainnya terluka akibat serangan Israel sejak gencatan senjata antara Israel dan Lebanon mulai berlaku pada 27 November, menurut data Anadolu yang mengacu pada angka dari Kementerian Kesehatan Lebanon.
Berdasarkan ketentuan gencatan senjata, Israel diwajibkan menarik pasukannya ke selatan Garis Biru, perbatasan de facto, secara bertahap, sementara tentara Lebanon harus dikerahkan di Lebanon selatan dalam waktu 60 hari.
Baca Juga: PM Spanyol Serukan Pengakuan Global dan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Sejak Oktober 2023, lebih dari 4.000 korban jiwa dan lebih dari 16.500 korban luka tercatat akibat serangan Israel di Lebanon, menurut otoritas kesehatan Lebanon. Lebih dari 1 juta orang telah mengungsi. Anadolu melaporkan.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Swiss akan Jadi Tuan Rumah Konferensi Strategis Soal Palestina Maret 2025