CINA UIGHUR.png" border="0" width="400" height="230" style="float: left;margin: 5px" />Xinjiang, 20 Rajab 1435/19 Mei 2014 (MINA) – Cina melancarkan sebuah perburuan internasional mengejar dalang di balik serangan terhadap stasiun kereta api bulan lalu, menuding tersangka dari kelompok etnis Uighur.
Surat kabar resmi China Daily melaporkan Senin (19/5), permintaan telah disampaikan kepada Interpolr untuk penangkapan Ismail Yusup dan sejumlah tersangka, demikian diberitakan Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin.
Laporan itu mengatakan bahwa Yusup adalah anggota Gerakan Islam Turkistan Timur dan dituding telah melakukan serangan 30 April di ibukota wilayah Xinjiang, menewaskan tiga orang dan melukai 79 lainnya.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Pemerintah Beijing mengatakan, kelompok terorganisir yang unsur-unsurnya berbasis di luar negeri, berada di belakang meningkatnya serangan di negara itu.
Namun, bukti masih sedikit untuk mendukung klaim tersebut dan banyak pengamat yang meragukan bahwa organisasi semacam itu dapat mengatur serangan.
Sebelumnya pemerintah mengatakan, serangan dilakukan oleh dua separatis yang tewas dalam ledakan.
Turkistan Timur adalah nama yang digunakan untuk wilayah Xinjiang, di Cina barat laut, oleh beberapa anggota kelompok etnis Uighur.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
PBB awalnya menempatkan Gerakan Islam Turkistan Timur sebagai penghias daftar teroris, menyusul serangan 11 September, tetapi kemudian diam-diam dihapus di tengah keraguan tentang kemungkinan keterlibatan mereka.
Kantor berita milik pemerintah, Xinhua, melaporkan bahwa Yusup memerintahkan 10 rekannya di Xinjiang untuk mempersiapkan serangan di kota Urumqi sekitar seminggu sebelum peristiwa. Kesepuluh anggota itu membawa bahan peledak dan membunuh orang-orang dengan senjata tajam di luar stasiun pada malam 30 April.
Dua anggota kelompok tersebut tewas dalam ledakan tersebut dan delapan sisanya ditangkap polisi.
Kelompok separatis Uighur telah disalahkan atas meningkatnya kekerasan di Xinjiang dan daerah Cina lainnya, termasuk ibukota Beijing.
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
Pemerintah Beijing telah merespon kekerasan dengan menghadirkan pasukan keamanan yang dianggap berlebihan dan memberlakukan pembatasan terhadap hak-hak wisata, budaya dan praktik keagamaan warga Muslim Uighur. (T/P09/EO2).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Iran, Rusia, Turkiye Kutuk Kekejaman Israel di Palestina dan Lebanon
Baca Juga: Lanjutkan Kunjungan Kenegaraan, Presiden Prabowo Bertolak ke AS