Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cucu Nelson Mandela Tegaskan Israel Bersalah Lakukan Genosida di Gaza

Rana Setiawan Editor : Widi Kusnadi - 1 menit yang lalu

1 menit yang lalu

1 Views

Mandla Mandela, cucu Nelson Mandela, tiba di Tunis untuk mengikuti Global Sumud Flotila. Mandla berpose bersama relawan Indonesia, Jumat (5/9/2025).(Foto: IGPC)

Johannesburg, Afrika Selatan, MINA – Cucu tokoh anti-apartheid Afrika Selatan, mendiang Presiden Nelson Mandela, Mandla Mandela, menegaskan bahwa Israel telah melakukan tindakan genosida terhadap rakyat Palestina di Gaza, dan menyerukan kepada masyarakat internasional untuk tidak lagi berdiam diri menghadapi kejahatan kemanusiaan yang sistematis.

Dalam pernyataan resmi yang diterima MINA, Selasa (21/10), Mandla Mandela sekaligus Kepala Royal House of Mandela, menyatakan bahwa hasil penyelidikan terbaru United Nations Independent International Commission of Inquiry menemukan bahwa Israel bersalah atas empat dari lima tindakan genosida sebagaimana didefinisikan dalam Konvensi Genosida 1948.

Nelson Mandela pernah berkata, kebebasan kami belum lengkap tanpa kebebasan rakyat Palestina. Hari ini, kata-kata itu menjadi seruan moral bagi seluruh dunia,” tegas Mandla Mandela.

Dia menambahkan, rakyat Palestina telah menderita selama lebih dari tujuh dekade di bawah pendudukan brutal dan kini menghadapi genosida di depan mata dunia.

Baca Juga: Resolusi DK PBB 2231 Resmi Berakhir, Iran Desak Dunia Akhiri Tekanan Program Nuklir Damai

Royal House menyebut bahwa data dari Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza per 15 Oktober 2025 menunjukkan lebih dari 67.000 warga Palestina tewas, termasuk lebih dari 20.000 anak-anak, dan 161.000 lainnya luka-luka sejak Israel memulai serangan besar-besaran pada Oktober 2023.

Sementara 92 persen rumah warga rusak atau hancur, dan lebih dari 88 persen fasilitas pendidikan tak lagi berfungsi akibat bombardir tanpa henti.

“Blokade yang diterapkan Israel telah menciptakan bencana kemanusiaan terbesar abad ini,” lanjut Mandela. “Ribuan anak dan bayi di Gaza kini menghadapi kelaparan massal akibat kelangkaan makanan dan obat-obatan. Dunia tidak boleh membiarkan genosida ini terus berlangsung.”

Dalam pernyataan itu, Royal House of Mandela juga memberikan dukungan penuh terhadap misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla, sebuah armada internasional yang membawa bantuan ke Gaza dan menentang blokade laut Israel.

Baca Juga: Tegas pada Koruptor, Xi Jinping Pecat Dua Jenderal dan Tujuh Pejabat Militer

“Upaya para aktivis flotilla yang berani menghadapi laut dan kekerasan militer Israel adalah bentuk solidaritas nyata terhadap rakyat Palestina. Mereka mengingatkan dunia bahwa keberanian moral lebih kuat daripada senjata perang,” ujar Mandela.

Mandla Mandela menekankan bahwa perjuangan rakyat Palestina bukan isu agama atau politik semata, melainkan isu moral dan kemanusiaan universal.

“Kami menyerukan kepada PBB, Mahkamah Internasional, dan semua negara yang masih menjunjung keadilan untuk segera menindak Israel atas kejahatan genosida. Diam berarti menjadi bagian dari kejahatan itu sendiri,” katanya.

Ia juga mengingatkan kembali komitmen sejarah Afrika Selatan yang sejak era Nelson Mandela selalu berdiri bersama Palestina.
“Madiba mengajarkan bahwa penderitaan di satu tempat adalah ancaman bagi keadilan di mana pun. Semangat anti-apartheid yang dulu membebaskan Afrika Selatan kini harus menginspirasi dunia untuk membebaskan Palestina,” tutur Mandla Mandela.

Baca Juga: Presiden Kolombia Tuding AS Langgar Kedaulatan Wilayah Lautnya 

Dalam penutup pernyataannya, Royal House of Mandela menyerukan kepada seluruh masyarakat Afrika Selatan dan komunitas internasional untuk tidak tinggal diam terhadap penderitaan rakyat Palestina. Lembaga yang mewarisi semangat perjuangan anti-apartheid itu menegaskan bahwa setiap individu, lembaga, dan negara memiliki tanggung jawab moral untuk bertindak nyata dalam menghentikan kejahatan yang tengah berlangsung di Gaza.

Royal House menyerukan tiga langkah konkret bagi dunia: pertama, menekan Israel agar segera menghentikan genosida dan blokade terhadap Jalur Gaza, yang telah menyebabkan ribuan korban jiwa dan krisis kemanusiaan berkepanjangan; kedua, mendorong langkah hukum internasional melalui Mahkamah Internasional (ICJ) untuk menuntut pertanggungjawaban atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan Israel; dan ketiga, menggerakkan solidaritas global bagi Palestina, baik melalui kampanye publik, dukungan politik, maupun aksi kemanusiaan lintas negara.

Menurut Royal House, seruan ini bukan hanya wujud kepedulian terhadap Palestina, tetapi juga ujian bagi nurani dan keadilan dunia.

“Seperti halnya perjuangan anti-apartheid yang pernah menyalakan harapan dunia, kini Palestina adalah cermin nurani global. Tidak ada perdamaian sejati selama satu bangsa terus dijajah dan dibunuh di tanahnya sendiri,” pungkas Nkosi Mandela.[]

Baca Juga: 86 WNI Ditangkap Polisi Kamboja Usai Selamatkan Diri dari Sindikat Online Scam

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Badai Tropis Fengshen Terjang Filipina, 8 Tewas dan Ribuan Mengungsi

Rekomendasi untuk Anda