Jenin, MINA – “Jaga anak-anak. ” Ini adalah kata-kata terakhir yang diucapkan Dalia Smoudi (23 th), kepada suaminya sebelum dia jatuh ke tanah, berdarah setelah dia terkena peluru fatal Israel di dada yang menembus hati, pankreas, dan arteri.
Jumat subuh (7/8), saat Dalia, sang ibu, sedang menyiapkan makanan untuk anaknya, sebutir peluru mengejutkannya.
Dia saat itu akan menutup jendela rumahnya, karena takut bayinya Iyas (4 bulan), dan adiknya, Siraj (1,5 th), menghirup gas air mata beracun yang ditembakkan oleh pasukan pendudukan Israel dalam konfrontasi menghadapi pengunjuk rasa di kota Jenin di Tepi Barat utara.
Ayah Dalia, Ahmad Istiti, mantan tahanan yang menghabiskan beberapa tahun di penjara pendudukan Israel, mengatakan kepada WAFA News, Sabtu (8/8), dengan rasa sedih di hatinya.
Baca Juga: Hamas Kutuk AS yang Memveto Gencatan Senjata di Gaza
“Saya memiliki Dalia ketika saya menjadi tahanan di penjara pendudukan pada tahun 1996, dan saya menamainya Dalia, tanaman anggur, sebagai cerminan dari kepemilikan dan kecintaan saya pada Palestina, tanahnya dan buah anggurnya.”
Dia menambahkan, “Pembunuhan berdarah dingin terhadap anak perempuan saya bukanlah yang pertama dan tidak akan menjadi yang terakhir. Ini adalah tindakan jahat sistematis oleh penjajah terhadap wanita, anak-anak dan orang tua kami saat mereka berada di rumah mereka tanpa ada penghalang nyata. Kita harus menghentikan tragedi yang berulang terus menerus ini.”
Dalia tidak menimbulkan ancaman bagi tentara pendudukan Israel ketika dia ditembak, katanya.
“Mengapa keponakan saya dibunuh?” tanya paman Dalia, Omar.
Baca Juga: Ikut Perang ke Lebanon, Seorang Peneliti Israel Tewas
“Dia menjadi syuhada saat menggendong kedua anaknya, dan sedang berusaha melindungi mereka dari peluru pasukan pendudukan dan tabung gas air mata ditembakkan dengan liar di mana-mana. Seperti biasa, tanpa mempertimbangkan nyawa siapa pun,” lanjutnya.
Ibu Dalia yang berduka, masih shock, dan meratap minta putrinya untuk tidak meninggalkan mereka.
“Jangan pergi, Dalia. Tinggallah bersama kami,” ucapnya sambil menangis di sisinya, sebelum penguburan putrinya. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Palestina Hadapi Musim Dingin, Lazismu Kirimkan Pakaian Hangat