Jakarta, MINA – Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), Damayanti Rusli mengatakan, pencegahan gizi buruk harus dilakukan sejak dini melalui Air Susu Ibu (ASI) dan makanan pendamping ASI (MPASI) yang tepat untuk anak.
“Pencegahan gizi buruk harus dilakukan sejak dini, melalui ASI dan MPASI yang tepat untuk anak,” katanya dalam rangka Hari Gizi Nasional 2018 yang diadakan oleh Pimpinan Pusat Muslimat NU di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Jakarta, Selasa (23/01).
Menurutnya, ada kalanya ibu tidak bisa memberikan ASI yang cukup kepada anak atau ASI ibu kurang, maka anak dapat diberikan susu yang sudah di formulasi khusus untuk anak dalam standar pembuatannya telah dinyatakan aman untuk anak.
“Dalam hal ini mendapat izin edar dari BPOM. Susu kental manis, sudah mendapat izin edar dari BPOM, tapi produk ini bukan untuk anak. Susu kental manis adalah untuk bahan makanan. Jika diberikan kepada anak-anak berbahaya,” ujarnya.
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!
Ia juga menyinggung ditemukannya balita yang menderita gizi buruk di Kendari. Untuk itu ia berharap agar ke depan produk makanan minuman yang bukan untuk bayi dan anak tidak dipasarkan untuk bayi dan anak. Tugas dari produsen adalah menjelaskan bagaimana pemakaian yang seharusnya kepada masyarakat.
“Kasus-kasus gizi buruk seperti ini, sebenarnya tidak hanya terjadi di daerah, namun di kota-kota besar seperti Jakarta juga banyak,”
Ia menjelaskan, Malnutrisi yang terjadi pada masa 1.000 hari pertama kelahiran dapat berdampak permanen terhadap anak. Anak yang terkena gizi buruk perkembangannya terhambat dan kemampuan kognitifnya berkurang 10 persen.
“Gizi buruk pada anak dimulai dari berat badan yang kurang yang terlihat pada masa 1.000 hari pertama kelahiran, Ibu harus peka untuk mendeteksi perubahan berat badan anak. Sebab, jika tidak segera di atasi, dapat mengakibatkan dampak yang permanen pada anak karena mengganggu perkembangan otak, saat dewasa, anak-anak dengan gizi buruk tidak dapat seproduktif anak-anak lainnya.” Jelas
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini
Ia menambahkan, ada tiga zat utama yang harus diperhatikan pada anak untuk perkembangan otaknya, yairu karbohidrat, lemak dan protein. (R/R10/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online